JANGAN MENCARI AIB ORANG
Larangan Mencari Cari Aib Orang Lain
Dari sahabat Ibnu Umar radhiyallahu’anhu, bahwa beliau
Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
يَا مَعْشَرَ مَنْ آمَنَ بِلِسَانَهِ وَلَمْ يَفْضِ الإِيْمَانُ إِلَى
قَلْبِهِ لاَ تُؤْذُوا المُسْلِمِيْنَ وَلاَ تُعَيِّرُوا وَلاَ تَتَّبِعُوا
عَوْرَاتِهِمْ فَإِنَّهُ مَنْ يَتَّبِعْ عَوْرَةَ أَخِيْهِ الْمُسْلِمِ تَتَّبَعَ
اللهُ عَوْرَتَهُ
وَمَنْ يَتَّبَعِ اللهُ يَفْضَحْهُ لَهُ وَلَو
في جَوْفِ رَحْلِهِ
“Wahai sekalian orang yang beriman dengan lisannya yang belum
sampai ke dalam hatinya, janganlah kalian mengganggu kaum muslimin,
janganlah kalian menjelek-jelekkannya, janganlah kalian mencari-cari aibnya. Barang siapa yang mencari-cari aib saudaranya sesama muslim niscaya Allah akan mencari aibnya.
Barang siapa yang Allah mencari aibnya niscaya Allah akan menyingkapnya
janganlah kalian menjelek-jelekkannya, janganlah kalian mencari-cari aibnya. Barang siapa yang mencari-cari aib saudaranya sesama muslim niscaya Allah akan mencari aibnya.
Barang siapa yang Allah mencari aibnya niscaya Allah akan menyingkapnya
walaupun di dalam rumahnya.”
(H.R. At Tirmidzi )
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱجۡتَنِبُواْ كَثِيرً۬ا مِّنَ
ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعۡضَ ٱلظَّنِّ إِثۡمٌ۬ۖ وَلَا تَجَسَّسُواْ وَلَا يَغۡتَب
بَّعۡضُكُم بَعۡضًاۚ أَيُحِبُّ أَحَدُڪُمۡ أَن يَأۡڪُلَ لَحۡمَ أَخِيهِ مَيۡتً۬ا
فَكَرِهۡتُمُوهُۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ۬ رَّحِيمٌ۬
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka,
sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari
kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang
lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah
mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat
lagi Maha Penyayang.”
(QS.
Al-Hujurat : 12)
Orang yang berakal wajib mencari keselamatan untuk dirinya dengan
meninggalkan perbuatan tajassus dan senantiasa sibuk memikirkan kejelekan
dirinya sendiri. Sesungguhnya orang yang sibuk memikirkan kejelekan dirinya
sendiri dan melupakan kejelekan orang lain, maka hatinya akan tenteram dan
tidak akan merasa capai. Setiap kali dia melihat kejelekan yang ada pada
dirinya, maka dia akan merasa hina tatkala melihat kejelekan yang serupa ada
pada saudaranya. Sementara orang yang senantiasa sibuk memperhatikan kejelekan
orang lain dan melupakan kejelekannya sendiri, maka hatinya akan buta, badannya
akan merasa letih, dan akan sulit baginya meninggalkan kejelekan dirinya.
Mengutip perkataan Imam Abu Hatim bin Hibban Al-Busthi.
Dari
sebab itu janganlah mencari kejelekan orang lain karena sebenarnya kejelekan
sendiri lebih besar, dan jika kamu membuka aib orang lain, maka ALLAH akan
membuka aibmu, bisa kamu bayangkan seberapa besar aibmu yang ALLAH menutupnya
agar kamu tetap di hargai, di hormati, di sayangi. Jadi berusahalah mencari aib
sendiri agar kamu dapat memperbaikinya, agar kamu tau seberapa besar aibmu,
agar kamu sibuk memikirkan perbaikanmu, bukan sibuk mencari aib saudaramu.
Dalam
bahasa Aceh, seuntai kaedah menjelaskan tantang hal ini, yaitu “bek jeut ke
panyet phoeb, gadoeh lhoeh ek gob, ek droe ka mesipreuk” , maksud dari kata
ini yaitu janganlah asik mencari aib orang lain, karena sebenarnya aibnya lebih
besar dari orang tersebut, karena pada dasarnya orang yang mencari aib orang
lain, mereka yang iri sehingga mereka mencari kesalahannya,,,
So,,,,
intropeksi dirimu,,,, itu lebih baik bagimu,,,,,,
0 Response to "JANGAN MENCARI AIB ORANG"
Post a Comment