PROBLEMA DUNIA ISLAM ; KRISIS KEPEMIMPINAN
Di
postingan kali ini kami akan menuliskan beberapa kriteria kepemimpinan, baik
itu menurut Islam juga Universal. Dalam Islam kepemimpinan di kenal dengan kata
Imamah, sedangkan pemimpin di sebut sebagai Imam.
Dalam
satu riwayat Terdapat keterangan yang bagus yang
dijelaskan Syaikhul Islam dalam karyanya as-Siyasah as-Syar’iyah tentang
kriteria pemimpin yang baik. Beliau menjelaskan,
وينبغي أن يعرف الأصلح في كل منصب فإن الولاية لها ركنان : القوة
والأمانة
”Selayaknya untuk diketahui siapakah orang yang paling layak untuk
posisi setiap jabatan. Karena kepemimpinan yang ideal, itu memilikidua sifat
dasar: kuat (mampu) dan amanah.”
Kemudian beliau menyitir beberapa firman Allah,
إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ
“Sesungguhnya manusia terbaik yang anda tunjuk untuk bekerja adalah
orang yang kuat dan amanah.” (QS. Al-Qashas: 26).
Dalil lainnya, pujian yang diberikan oleh penguasa Mesir kepada
Nabi Yusuf,
إِنَّكَ الْيَوْمَ لَدَيْنَا مَكِينٌ أَمِينٌ
“Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang
berkedudukan tinggi (kuat secara posisi) lagi dipercayai pada sisi kami”. (QS.
Yusuf: 54).
Demikian pula karakter Jibril yang Allah
amanahi menyampaikan wahyu kepada para rasul-Nya, karakter Jibril yang Allah
puji dalam al-Quran,
إِنَّهُ لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ ( ) ذِي قُوَّةٍ عِنْدَ ذِي
الْعَرْشِ مَكِينٍ ( ) مُطَاعٍ ثَمَّ أَمِينٍ
Sesungguhnya Al Qur’aan itu benar-benar firman (Allah yang dibawa
oleh) utusan yang mulia (Jibril), ( ) yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai
kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai ‘Arsy, ( ) yang ditaati di sana
(di alam malaikat) lagi amanah.
(QS. At-Takwir: 19 – 21).
Demikianlah kriteria pemimpin ideal yang Allah sebutkan dalam
al-Quran. Kuat dalam arti mampu secara profesional dan amanah.
Kemudian, Syaikhul Islam menjelaskan batasan kuat (mampu) dan
batasan amanah,
والقوة في كل ولاية بحسبها فالقوة في إمارة الحرب ترجع إلى شجاعة
القلب وإلى الخبرة بالحروب والمخادعة فيها فإن الحرب خدعة وإلى القدرة على أنواع
القتال…
والقوة في الحكم بين الناس ترجع إلى العلم
بالعدل الذي دل عليه الكتاب والسنة وإلى القدرة على تنفيذ الأحكام
Sifat ‘kuat’ (profesional) untuk setiap pemimpin, tergantung dari
medannya. Kuat dalam memimpin perang kembali kepada keberanian jiwa dan
kelihaian dalam berperang dan mengatur strategi. Karena inti perang adalah
strategi. Demikian pula kembali kepada kemampuan dalam menggunakan senjata
perang…
Sementara kuat dalam menetapkan hukum di tengah masyarakat kembali
kepada tingkat keilmuannya memahami keadaan yang diajarkan al-Quran dan sunah,
sekaligus kemampuan untuk menerapkan hukum itu.
Inilah beberapa kriteria yang harus
di miliki oleh seorang pemimpin, namun mirisnya pemimpin sekarang sangat minim
bahkan hampir tidak ada yang mempunyai prinsip seperti yang di kemukakan di
atas.
Sebagaimana
dalam satu riwayat yang lain juga di jelaskan tentang kriteria kepemimpinan,
sekurang-kurangnya pemimpin harus punya dua kriteria, yaitu kuat dan terpercaya
(jujur), karena pada hakikatnya pemimpin itu adalah pembantu, mereka harus siap
membantu masyarakatnya di saat mereka membutuhkan bantuan, makanya seorang
pemimpin itu harus kuat. Lihatlah betapa kuatnya pemimpin Islam pertama
Muhammad S.A.W, dalam satu riwayat kuatnya beliau itu 100 kali kuatnya Umar ra,
dan kuat Umar ra itu sama dengan 40 manusia biasa, bayangkan betapa kuatnya
Nabi kita Muhammad S.A.W.
Lalu yang ke dua kejujuran, apakah masih di
ragukan tentang kejujuran Nabi Muhammad, bahkan kaum Quraisy saja memberi gelar
Al-Amin kepada beliau, yaitu gelar kepercayaan, gelar kejujuran, gelar
keistimewaan dari mereka yang tidak percaya dengan apa yang di bawakan oleh
beliau, namun tetap saja gelar terpercaya di lekatkan dalam nama Muhammad.
Sebagai
sebuah contoh krisisnya kepemimpinan mari kita buat sebuah studi banding
pemimpin kita, ambil saja pemimpin Indonesia, yaitu presiden, lihatlah dengan
pendangan ketelitian, apakah mereka memiliki kriteria yang di sebutkan di atas,
apakah mereka kuat ???
Mungkin ia, mereka kuat, meski tidak selalu
membantu rakyatnya. Dan yang ke dua, apakah mereka jujur, amanah, bisa di
percaya, inilah hal yang masing sangat ragu untuk kita menjawabnya, jika mereka
jujur, adil, apakah masih ada seperti daerah timur yang belum ada dampak
pembangunan, jika mereka amanah, apakah korupsi bisa meraja lela, jika mereka
bisa di percaya, apakah masih ada masyarakat yang menderita, inilah pemimpin
kita.
Dalam
sebuah acara, seorang kelahiran bagian timur pernah pernah menyampaikan
keresahan akan bangsanya lewat permainan kata-kata, intonasi, yang ia buat
sedemikian rupa untuk menyampaikan pesan rakyat indonesia kepada pemimpin
negara, begini untaiannya :
Jaya indonesiaku,,,
Sebagai seorang nelayan dari desa kuala,,,
Kami melihat indonesia itu seperti kapal tua
yang berlayar tak tau arah,,,
Arahnya ada, hanya saja nahkoda kita yang
tidak bisa membaca,,,
Atau mereka bisa membaca, tapi tertutup hasrat
yang membabi buta,,,
Hasrat menghidupi keluarga, kolega, saudara,
bahkan istri muda,,,
Ia,,,Indonesia itu seperti kapal tua yang di
tumpangi oleh bermacam rupa,,,
Mulai dari sumatera, madura, sumbawa, hingga
papua,,,
Bersatu dalam nusantara,,,
Tujuh kali sudah kita ganti nahkoda,,,
Tapi masih jauh dari kata sejahtera,,,
Nahkoda kita yang pertama,,,
Sang proklamator bersama bung hatta,,,
Lahir dengan semangat pancasila, terkenal di
kalangan wanita,,,
Beliau pernah berkata ingin menggoncangkan
dunia dengan sepuluh pemuda,,,
Tapi itukan kurang satu untuk tim sepak bola,
jadi kapan kita lihat indonesia di piala dunia,,,
Nahkoda kita yang ke dua,,,
Tiga puluh dua tahun berkuasa, lahir dengan
program bernama PELITA,,,
Bapak pembangunan bagi mereka,,, tapi bagi
kami tidak ada bedanya,,,
Penumpang yang bersuara berakhir di penjara,
atau hilang di lautan tanpa berita,,,
Nahkoda kita yang ke tiga,,,
Sang wakil yang naik tahta,,, belum sempat
menjelajahi nusantara,,,
Ia terhenti di tahun pertama, di banggakan di
Eropa,,, di permainkan di Indonesia,,,
Jerman dapat ilmunya, kita dapat apa ? antrian
panjang menonton filmnya,,,
Nahkoda selanjutnya,,,
Sang kiyai dengan hati terbuka,,,
Ia terhenti di sidang paripurna,,,
Saat tokoh negara berebut istana,,,
Nahkoda yang ke lima,,,
Nahkoda pertama seorang wanita,,,
Dari tangan ibunya bendera pusaka tercipta,,,
Ayahnya pernah berkata, berikan aku sepuluh
pemuda,,,
Tapi apa daya ibu beranak tiga,,,,
(kalau ingin 10 pemuda, ambil saja dari follower
saya,,, hahahaha J )
Nahkoda yang ke enam bagian A,,,
Kenapa bagia A ? sengaja biar tetap ada rima
A,,, J
Dua pemilu mengungguli perolehan suara,,,
Dua kali di sumpah atas nama garuda,,,
Tapi itu hanya di awal cerita,,, cerita
panjangnya terpampang di banyak media,,,
Munir, century, hambalang, kami menolak
lupa,,,,
Kini dia hadir di dunia manya,,,
Entah apa maksudnya,,,,,???????
Kini 2014 telah bersama,,,
Apakah pemimpin sekarang mengerti tentang
bhineka tunggal ika,,,
Atau sama saja seperti boneka milik
amerika,,,,
Inilah cerita Indonesia, ada yang percaya,,,
sudah kalian percaya saja...
Beginilah
gambaran pemimpin kita, dari dulu, sejak teriakan kata merdeka. Dan semoga saja
tulisan ini menjadi renungan untuk kita semua dalam memilih pemimpin di
tahun/periode berikutnya.
0 Response to "PROBLEMA DUNIA ISLAM ; KRISIS KEPEMIMPINAN"
Post a Comment