PENYAJIAN DATA, EDITING DATA, CODING, TABULANSI DAN UJI DATA (VALIDITAS & RELIABILITAS)
BENTUK PENYAJIAN DATA
BERDASARKAN TIPE
PENELITIAN
Ø Data
Kuantitatif
Data
kuantitatif adalah data yang dapat diinput ke dalam skala pengukuran
statistik. Fakta dan fenomena dalam data ini tidak dinyatakan dalam bahasa
alami, melainkan dalam numerik.
Ø Data
Kualitatif
Data
kualitatif adalah data yang dapat mencakup hampir semua data non-numerik. Data
ini dapat menggunakan kata-kata untuk menggambarkan fakta dan fenomena yang
diamati.
BERDASARKAN SUMBER
Ø Data
Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti sendiri atau dirinya sendiri. Ini adalah data yang belum pernah dikumpulkan sebelumnya, baik dengan cara tertentu atau pada periode waktu tertentu.
Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti sendiri atau dirinya sendiri. Ini adalah data yang belum pernah dikumpulkan sebelumnya, baik dengan cara tertentu atau pada periode waktu tertentu.
Ø Data
Sekunder
Data seunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang lain, bukan peneliti itu sendiri. Data ini biasanya berasal dari penelitian lain yang dilakukan oleh lembaga-lembaga atau organisasi seperti BPS dan lain-lain.
Data seunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang lain, bukan peneliti itu sendiri. Data ini biasanya berasal dari penelitian lain yang dilakukan oleh lembaga-lembaga atau organisasi seperti BPS dan lain-lain.
BERDASARKAN CARA MEMPEROLEH
Ø Data
Observasional
Data observasi adalah data yang ditangkap in situ. Data ini sekali jadi atau tidak bisa diulang, diciptakan atau diganti.
Data observasi adalah data yang ditangkap in situ. Data ini sekali jadi atau tidak bisa diulang, diciptakan atau diganti.
Ø Data
Wawancara
Data wawancara adalah data yang diperoleh melalui tanya-jawab antara peneliti dan informan. Data ini bisa divalidasi menggunakan triangulasi.
Data wawancara adalah data yang diperoleh melalui tanya-jawab antara peneliti dan informan. Data ini bisa divalidasi menggunakan triangulasi.
Ø Data
Eksperimental
Data eksperimental adalah data yang dikumpulkan dalam kondisi terkendali, in situ atau berbasis laboratorium dan harus bisa direproduksi.
Data eksperimental adalah data yang dikumpulkan dalam kondisi terkendali, in situ atau berbasis laboratorium dan harus bisa direproduksi.
Ø Data
Simulasi
Data simulasi adalah data hasil dari penggunaan model dan metadata di mana input lebih penting daripada output. Contoh: model iklim, model ekonomi, model kosmologi dan lain-lain.
Data simulasi adalah data hasil dari penggunaan model dan metadata di mana input lebih penting daripada output. Contoh: model iklim, model ekonomi, model kosmologi dan lain-lain.
Ø Data
Referensi atau Kanonik
Data Referensi atau kanonik adalah data statis atau koleksi organik (peer-reviewed) Contoh: menggunakan data urutan gen yang sudah tersedia, struktur kimia, data sensus dan lain-lain.
Data Referensi atau kanonik adalah data statis atau koleksi organik (peer-reviewed) Contoh: menggunakan data urutan gen yang sudah tersedia, struktur kimia, data sensus dan lain-lain.
Ø Data
Derivasi atau Kompilasi
Data derivasi atau kompilasi adalah data reproduksi. Contoh: kompilasi database yang sudah ada untuk membangun struktur 3D.
Data derivasi atau kompilasi adalah data reproduksi. Contoh: kompilasi database yang sudah ada untuk membangun struktur 3D.
BERDASARKAN FORMAT BERKAS
Ø Data
Kuantitatif
Contoh: SPSS, SAS, Microsoft Ecel, XML dan lain-lain.
Contoh: SPSS, SAS, Microsoft Ecel, XML dan lain-lain.
Ø Data
Kualitatif
Contoh: Microsoft Word, Rich Text Format, HTML dan lain-lain.
Contoh: Microsoft Word, Rich Text Format, HTML dan lain-lain.
Ø Data
Geospatial
Contoh: ESRI Shapefile, Geo-referenced TIFF, CAD data, Tabular GIS attribute data, MapInfo Interchange Format, dan lain-lain.
Contoh: ESRI Shapefile, Geo-referenced TIFF, CAD data, Tabular GIS attribute data, MapInfo Interchange Format, dan lain-lain.
Ø Data
Digital Image
Contoh: TIFF, JPEG, Adobe Portable Document Format (PDF) dan lain-lain.
Contoh: TIFF, JPEG, Adobe Portable Document Format (PDF) dan lain-lain.
Ø Data
Digital Audio
Contoh: Free Lossless Audio Codec, Waveform Audio Format, MPEG-1 Audio Layer, Audio Interchange File Format dan lain-lain.
Contoh: Free Lossless Audio Codec, Waveform Audio Format, MPEG-1 Audio Layer, Audio Interchange File Format dan lain-lain.
Ø Data
Digital Video
Contoh: MPEG-4 High Profile, Motion JPEG 2000, GIF dan lain-lain.
Contoh: MPEG-4 High Profile, Motion JPEG 2000, GIF dan lain-lain.
BERDASARKAN SUBJEK KEDOKTERAN
Ø Data
Diagnosis
Contoh: subklasifikasi penyakit atau histologi, sitogenetika, penanda molekuler dan lain-lain.
Contoh: subklasifikasi penyakit atau histologi, sitogenetika, penanda molekuler dan lain-lain.
Ø Data
Demografi
Contoh: sosial ekonomi informasi, jenis kelamin, usia, ras/etnis dan lain-lain.
Contoh: sosial ekonomi informasi, jenis kelamin, usia, ras/etnis dan lain-lain.
Editing Data (Pemeriksaan Data)
Pengertian dari editing data adalah proses meneliti hasil survai
untuk meneliti apakah ada response yang tidak lengkap, tidak komplet atau
membingungkan, dan apabila ada kasus seperti ini ada beberapa cara untuk
mengatasinya misalnya:
Dengan cara mengembalikan ke survayor, apabila survai lagi tidak
mungkin dilakukan maka response yang tidak lengkap dapat diganti
dengan missing value atau ditulis tidak menjawab,
Menyingkirkan hasil survay dengan jawaban yang tidak lengkap (apabila
jumlahnya kecil dan sampel yang diambil besar)
Dilakukan dengan cara meneliti kembali data yang terkumpul dari
penyebaran kuesioner. Langkah tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah data
yang terkumpul sudah cukup baik. Pemeriksaan data atau editing dilakukan
terhadap jawaban yang telah ada dalam kuesioner dengan memperhatikan hal-hal
meliputi: kelengkapan pengisian jawaban, kejelasan tulisan, kejelasan makna
jawaban, serta kesesuaian antar jawaban. (Suplemen MPS1 Kuantitatif)
Proses editing merupakan proses dimana peneliti melakukan
klarifikasi, keterbacaan, konsisitensi dan kelengkapan data yang sudah
terkumpul. Proses klarifikasi menyangkut memberikan penjelasan mengenai apakah
data yang sudah terkumpul akan menciptakan masalah konseptual atau teknis pada
saat peneliti melakukan analisa data. Dengan adanya klarifikasi ini diharapkan
masalah teknis atau konseptual tersebut tidak mengganggu proses analisa
sehingga dapat menimbulkan bias penafsiran hasil analisa. Keterbacaan berkaitan
dengan apakah data yang sudah terkumpul secara logis dapat digunakan sebagai
justifikasi penafsiran terhadap hasil analisa. Konsistensi mencakup keajegan
jenis data berkaitan dengan skala pengukuran yang akan digunakan. Kelengkapan
mengacu pada terkumpulannya data secara lengkap sehingga dapat digunakan untuk
menjawab masalah yang sudah dirumuskan dalam penelitian tersebut.
Koding Data (Pemberian Kode pada data)
Koding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data
berbentuk angka/ bilangan. Misalnya untuk variabel pekerjaan dilakukan koding 1
= Pegawai Negeri, 2 = Wiraswasta, 3 = Pegawai Swasta dan 4 = Pensiunan. Jenis
kelamin: 1 = Pria dan 2 = Wanita, dsb. Kegunaan dari koding adalah untuk
mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat pada saat entry data. Entry data,
adalah transfer coding data dari kuisioner kesoftware. Pengkodean data
dilakukan untuk memberikan kode yang spesifik pada respon jawaban responden
untuk memudahkan proses pencatatan data.
Pemberian kode pada data adalah menterjemahkan data kedalam
kode-kode yang biasanya dalam bentuk angka. Tujuannya ialah untuk dapat
dipindahkan kedalam sarana penyimpanan, misalnya komputer dan analisa
berikutnya. Dengan data sudah diubah dalam bentuk angka-angka, maka peneliti
akan lebih mudah mentransfer kedalam komputer dan mencari program perangkat
lunak yang sesuai dengan data untuk digunakan sebagai sarana analisa, misalnya
apakah data tersebut dapat dianalisa dengan menggunakan software SPSS?
Tabulasi
Tabulasi merupakan kegiatan menggambarkan jawaban responden dengan
cara tertentu. Tabulasi juga dapat digunakan untuk menciptakan statistik
deskriptif variable-variable yang diteliti atau yang variable yang akan di
tabulasi silang.
UJI DATA
Pada penulisan tentang Pengujian Instrumen Penelitian ini,
penulis akan memberikan bahasan mengenai Uji Validitas dan
Reliabilitas kepada para pembaca untuk memberikan pemahaman mengenai
kriteria pengujian alat ukur seperti kuesioner.Kuesioner yang dimaksud
adalah kuesioner yang terbentuk berdasarkan konstrak/faktor penelitian beserta
indikator-indikator yang mengukurnya. Konstrak adalah variabel
penelitian yang tidak bisa diukur secara langsung sehingga nilainya diukur
melalui indikator-indikatornya, sedangkan indikator yang dimaksud
adalah item-item pertanyaan/pernyataan yang dimasukkan kedalam kuesioner yang
nilainya mengukur konstrak. Indikator-indikator ini diharapkan dapat mengukur
konstrak dengan valid (akurat) dan reliable (dapat
dipercaya).
Penerapan Uji Validitas dan Reliabilitas.
Pengujian Validitas dan Reabilitas biasanya digunakan untuk
mengevaluasi item-item pertanyaan/pernyataan (indikator) yang mengukur
konstrak/faktor penelitian dalam suatu kuesioner. Peneliti biasanya
mengevaluasi item-item pertanyaan dalam kuesionernya dengan mengambil sampel
kecil (30 sampai 50 responden) untuk dilakukan pengujian Validitas dan
Reliabilitas. Jika suatu item pertanyaan tidak bisa lolos pengujian
ini, maka item pertanyaan tersebut dapat dihapus atau diperbaiki struktur dan
maksud kalimatnya. Evaluasi kuesioner ini dilakukan sampai semua indikator
lolos pengujian Validitas dan Reliabilitas.Namun, ada beberapa peneliti yang
langsung menguji kuesionernya dengansampel lengkap sesuai penelitian yang
mana item-item pertanyaan yang tidak lolos pengujian Validitas dan
Reliabilitas langsung dihapus. Penggunaan pengujian ini
biasanya tidak sekedar digunakan untuk mengevaluasi item pertanyaan
dalam kuesioner. Pengujian ini juga digunakan untuk meyakinkan peneliti untuk
penelitian lebih lanjut yang menggunakan konstrak/faktor sebagai variabel
penelitiannya, seperti penelitian variabel-variabel psikologis/sosial
yang menggunakan analisis regresi, analisis varian (ANOVA), atau statistika
inferensi. Uji Validitas dan Reliabilitas konstrak ini diterapkan untuk data
numerik (berskala interval atau rasio).
Pengujian Validitas.
Validitas adalah suatu tingkatan yang mengukur karakteristik
yang ada dalam fenomena didalam penyelidikan[1]. Dalam penulisan ini, validitas
yang digunakan adalah validitas konstrak yang merupakan tipe
validitas yang mempertanyakan apakah konstrak atau karakteristik dapat diukur
secara akurat oleh indikator-indikatornya. Validitas konstrak diukur dengan
koefisien korelasi antara skor masing-masing indikator/item pertanyaan (Xj)
dengan skor totalnya/faktor (X). Koefisien validitas diukur dari
korelasi product momentkasar[3] atau korelasi Pearson yang
dirumuskan sebagai berikut.
keterangan:
Xj = skor item ke-j untuk j = 1,2,...,k
Xj = skor item ke-j untuk j = 1,2,...,k
X = skor total keseluruhan item
k = banyaknya item
n = jumlah pengamatan
Item pertanyaan (indikator) secara empiris dikatakan valid jika koefisien korelasi (r) > 0,50 . Ada juga peneliti yang menggunakan kriteria lain, yaitu indikatorvalid jika korelasi (r) ≥ rtabel dengan rumus rtabel[4] sebagai berikut.
Nilai df adalah degree of freedom (v = n –
2 ) dengan n adalah banyaknya pengamatan.
Nilai ttabel adalah nilai t(α,v) yang merupakan nilai
quantil dengan luasan kanan sebesar α di bawah kurva
distribusi student-t dengan v = n – 2.Dalam
statistika, Item pertanyaan (indikator) sebenarnya juga dapat
dikatakanvalid jika P-value ≤ α dengan α adalah taraf nyata yang
ditentukan peneliti sebesar 1%, 5%, atau 10%. Terdapat perbedaan antara P-value
dan α, yaitu P-value adalah probabilitas kesalahan yang dihasilkan dari proses
pengujian sedangkan α adalah probabilitas kesalahan yang ditentukan oleh
peneliti sebagai tolak ukur kesalahan yang ditoleransi. P-value adalah
probabilitas kesalahan ketika H0 dapat ditolak berdasarkan Statistik Uji
yang mana dirumuskan P-value = P(t ≥ thit) dengan thit adalah nilai
statistik uji t. Pada software tertentu seperti SPSS, P-value dijelaskan dengan
nilai Significant (Sig.).
Pengujian Reliabilitas.
Reliabilitas adalah suatu tingkatan yang mengukur konsistensi
hasil jika dilakukan pengukuran berulang pada suatu karakteristik[1]. Pengujian
reliabilitas dapat dihitung dengan menggunakan formula Cronbach’s
alpha yang dirumuskan[2] sebagai berikut.
keterangan:
sj2 = varians skor item ke-j dengan j = 1,2,...,k
sj2 = varians skor item ke-j dengan j = 1,2,...,k
k = banyaknya item yang diujikan
sX2 = varians skor total keseluruhan item
Secara empiris, diberikan ketentuan[1] bahwa α < 0,6 mengindikasikan Reliabilitas konsistensi internal yang tidak memuaskan. Dengan kata lain, Reliabilitas konsistensi internal dapat diterima jika α ≥ 0,6 . Reliabilitas konsistensi internal adalah suatu pendekatan untuk menaksir konsistensi internal dari kumpulan item/indikator, dimana beberapa item dijumlahkan untuk menghasilkan skor total untuk skala/konstrak.
Terima kasih. Sangat meembantu
ReplyDeleteIzin nyalin. Makasih
ReplyDeletemantull gan
ReplyDeletesolder infrared
Terima kasih sharingnya...
ReplyDeleteTerima kasih sudah mampir.
ReplyDeleteterima kasih...bantu banget
ReplyDeleteBoleh tanya nama buku referensi nya apa
ReplyDeleteData deskriptif msi buat sya binggung
ReplyDelete