KESEIMBANGAN JANGKA PANJANG DAN KESEIMBANGAN JANGKA PENDEK DALAM MAKRO EKONOMI
KESEIMBANGAN JANGKA PANJANG
DAN
KESEIMBANGAN JANGKA PENDEK
DALAM MAKRO EKONOMI
A.
Analisis Keseimbangan /Equilibrium Dalam System Ekonomi
Kata Equilibrium sebenarnya diadopsi dari bahasa latin “aequilībrium”
yang berawalan “aequi” yang berkonotasi “equi”, dan
lībra yang bermakna seimbang (balance), stabil, tidak bergerak, dan/atau tidak
berubah.
Dalam bahasa Indonesia, equilibrium biasanya diterjemahkan sebagai
keseimbangan (atau kesetimbangan). keseimbangan atau equilibrium artinya suatu
keadaan dimana tidak terdapat suatu kekuatan yang dapat menyebabkan terjadi
perubahan keadaan dipasar dapat dikatakan dalam keseimbangan apabila jumlah
yang disupplay para penjual pada suatu tingkat harga tertentu adalah sama dengan
jumlah yang diminta para pembeli pada harga tersebut. Dengan demikian harga
suatu barang dan jumlah yang diperjual belikan ditentukan dengan melihat
keseimbangan suatu pasar
B.
Equilibrium Menurut Ekonomika
Menurut Adam Smith (1723-1790), keseimbangan (kondisiequal atau ity)
terjadi apabila tenaga kerja secara terus-menerus berusaha mencari exchangeable
value (nilai tukar) dalam dirinya dalam interaksinya dengan industri, dan pada
saat yang sama industri/kapital juga beroperasi berdasarkan advantages
employment (keuntungan kerja).
David Ricardo (1772-1823) juga berargumen sesuatu seperti
equlibrium point, yaitu ketika tambahan jumlah modal dan tambahan tenaga kerja
dalam pengelolaan tanah, sama dengan tambahan rente yang dihasilkan dari
pengelolaan tanah tersebut .
C.
Keseimbangan Jangka Pendek dan Jangka Panjang
a.
Jangka pendek
Secara garis besar, permasalahan kebijaksanaan makro mencakup dua
permasalahan pokok:
Masalah keseimbangan jangka pendek atau masalah stabilisasi.
Masalah ini berkaitan dengan bagaimana “mengemudikan” perekonomian nasional
dari bulan ke bulan, dan triwulan ke triwulan atau dan tahun ke tahun, agar
terhindar dan tiga “penyakit makro” utama yaitu:
a.
inflasi,
b.
pengangguran
dan
c.
ketimpangan
dalam neraca pembayaran.
Dalam analisis jangka pendek faktor-faktor berikut ini kita anggap
tidak berubah atau tidak bisa kita ubah:
a.
Kapasitas
total dan perekonomian kita. Kegiatan investasi dalam jangka pendek, masih
mungkin dilakukan, tetapi hanya dalam artian khusus, yaitu sebagai pengeluaran
investasi berupa penambahan stok barang jadi, setengah jadi atau pun barang
mentah di dalam gudang para pengusaha, dan pengeluaran oleh
perusahaan-perusahaan untuk pembelian barang-barang modal (mesin-mesin,
konstruksi gedung-gedung dan sebagainya). Tetapi yang perlu diingat, “jangka
pendek” yang kita maksud di sini adalah begitu pendek, sehingga pengeluaran
(pembelian) barang-barang modal tersebut belum bisa menambah kapasitas produksi
dalam periode tersebut. (Yaitu mesin-mesin sudah dibeli tapi belum dipasang).
b.
Jumlah
penduduk dan jurnlah angkatan kerja. Dalam suatu triwulan misalnya,
jumlah-jumlah praktis ini bisa dianggap tidak berubah.
c.
Lembaga-lembaga
sosial, politik, dan ekonomi yang ada.
Selanjutnya dari segi teori, apabila kita ingin “mengemudikan”
perekonomian kita dalam jangka pendek, kita harus melakukan kebijakan-kebijakan
yang bersifat jangka pendek pula, misalnya :
ü menambah jumlah uang yang beredar,
ü menurunkan bunga kredit bank,
ü mengenakan pajak import,
ü menurunkan pajak pendapatan atau pajak penjualan,
ü menambah pengeluaran pemerintah,
ü mengeluarkan obligasi negara dan sebagainya.
Kebijakan-kebijakan semacam ini mempunyai ciri umum bahwa
kesemuanya bisa dilakukan tanpa harus mengubah ketiga factor tersebut di atas. Jadi
seandainya kita menginginkan kenaikan produksi dalam jangka pndek, kita bisa melakukannya
dengan cara :
·
memperlancar
distribusi bahan-bahan mentah kepada para produsen,
·
mendorong
pengusaha untuk mempergunakan pabrik-pabriknya secara lebih intensif (menambah
giliran kerja/shift),
·
memberikan
kerja lembur kepada para karyawan dan sebagainya.
Kebijakan - kebijakan semacam ini bisa menaikkan arus produksi
barang/jasa tanpa mengubah ketiga faktor di atas. Kesemuanya ini adalah
kebijakan – kebijakan jangka pendek. Dan kebijakan semacam inilah yang sering
diandalkan untuk tujuan stabilisasi.
Meskipun demikian, perlu kita catat di sini bahwa dalam praktek
yang berkaitan antara masalah jangka pendek dan masalah jangka panjang, adalah
sangat erat, terutama bagi negara-negara sedang berkembang. Dengan kata lain,
kita seringkali tidak bisa mengkotakkan secara jelas mana yang jangka pendek
dan mana yang jangka panjang.
Di banyak negara-negara sedang berkembang, kita sering tidak bisa melakukan
kebijakan stabilisasi yang terlepas dari kebijakan pembangunan ekonomi (jangka
panjang). Seringkali kebijakan-kebijakan jangka pendek yang kita sebutkan di
atas, meskipun kita melaksanakannya dengan sangat tepat, tetap saja tidak bisa
menghilangkan secara tuntas penyakit makro, seperti inflasi dan pengangguran
yang diderita oleh masyarakat dalam jangka pendek. Sebabnya adalah bahwa di
negara-negara tersebut seringkali penyakit inflasi dan pengangguran tersebut
berakar pada sebab-sebab “sturuktural,” yaitu pada faktor-faktor yang hanya
bisa berubah atau diubah dalam jangka panjang dan biasanya melalui pembangunan
ekonomi dan social.
b.
Jangka panjang
Masalah keseimbangan jangka panjang atau masalah pertumbuhan,
Masalah ini adalah mengenai bagaimana kita “mengemudikan” perekonomian kita
agar ada keserasian antara pertumbuhan penduduk, pertambahan kapasitas
produksi, dan tersedianya dana untuk investasi. Perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam
masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan
ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang.
Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan
faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan
produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi produksi
seringkali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan
demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya. Pada
dasarnya masalahnya juga berkisar pada bagaimana menghindari ketiga penyakit
makro di atas, hanya perpektif waktunya adalah lebih panjang (lima tahun,
sepuluh tahun, atau bahkan dua puluh lima tahun).
Dalam analisis jangka panjang atau masalah pertumbuhan ekonomi,
sebenarnya sumber kenaikan pertumbuhan ekonomi umumnya didefinisikan sebagai
kenaikan GDP riil per kapita.
Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product, GDP) adalah nilai
pasar keluaran total sebuah negara, yang merupakan nilai pasar semua barang
jadi dan jasa akhir yang diproduksi selama periode waktu tertentu oleh
faktor-faktor produksi yang berlokasi di dalam sebuah negara.
Kenaikan GDP dapat muncul melalui:
d.
Kenaikan
penawaran tenaga kerja
Penawaran
tenaga kerja yang meningkat dapat menghasilkan keluaran yang lebih banyak. Jika
stok modal tetap sementara tenaga kerja naik, tenaga kerja baru cenderung akan
kurang produktif dibandingkan tenaga kerja lama.
e.
Kenaikan
modal fisik atau sumber daya manusia
Kenaikan
stok modal dapat juga menaikkan keluaran, bahkan jika tidak disertai oleh
kenaikan angkatan kerja. Modal fisik menaikkan baik produktivitas tenaga kerja
maupun menyediakan secara langsung jasa yang bernilai. Investasi dalam modal
sumber daya manusia merupakan sumber lain dari pertumbuhan ekonomi.
f.
Kenaikan
produktivitas
Kenaikan
produktivitas masukan menunjukkan setiap unit masukan tertentu memproduksi
lebih banyak keluaran. Produktivitas masukan dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor termasuk perubahan teknologi, kemajuan pengetahuan lain, dan
ekonomisnya skala produksi.
D.
Syarat Mutlak Keseimbangan Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Dalam keseimbangan jangka pendek, hal yang di titik tengahkan yaitu
stabilisasi, yaitu menstabilkan atau menyeimbangkan faktor-faktor yang berpengaruh
mutlak pada jangka pendek, terutama sekali pada penyakit ekonomi makro, seperti
kemiskinan, inflasi, dan ketimpangan dalam neraca pembayaran.
Syarat keseimbangan atau kesetimbangan di sini yaitu sama dengan,
artinya misalkan dalam hal kemiskinan, kemiskinan adalah faktor dari
pengangguran, dan pengangguran adalah ketiadaannya lowongan kerja, jadi titik
equalibrium di sini yaitu saat tenaga kerja sama dengan lowongan kerja. Begitu
pula pada penyakit-penyakit ekonomi lainnya.
Sedangkan dalam keseimbangan jangka panjang, yang menjadi titik
tuju adalah pertumbuhan, dalam ekonomi pertumbuhan itu sering di garis
khususkan sebagai kenaikan GDP (Gross Domestic Product) atau nilai pasar
pengeluaran total suatu negara.
Perbedaan mendasarnya yaitu Di dalam jangka pendek apabila sebagian dari faktor-faktor di anggap
tetap jumlahnya, sedangkan dalam jangka panjang setiap faktor dapat ditambah
jumlahnya kalau memang hal tersebut diperlukan.
0 Response to "KESEIMBANGAN JANGKA PANJANG DAN KESEIMBANGAN JANGKA PENDEK DALAM MAKRO EKONOMI"
Post a Comment