-->

MAKALAH KOMUNIKASI ISLAM

BAB I
PENDAHULUAN
A.                Latar Belakang
 Islam adalah agama dakwah. Agama yang mewajibkan umatnya untuk melakukan internalisasi, transmisi, difusi, transformasi, dan aktualisasi syari’at Islam dengan berbagai metode dan media yang bersumber pada Al-Qur’an, sebagai kitab dakwah, dan sunnah Rasulullah kepada mad’u (umat manusia). Seperti dalam firman Allah Swt, yang berbunyi;
 “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. An-Nahl: 125). Dalam Al-Qur’an banyak ditemukan perkataan-perkataan lain yang menggambarkan kegiatan komunikasi, seperti perkataan iqra/bacalah, balliqu/sampaikanlah, bassir/khabarkanlah, qull/katakanlah, yaduna/menyeru, tawassu/berpesan-pesan, saalu/bertanya dan asma’u/dengarkanlah B.                 Rumusan Masalah
            Dari latar belakang di atas dapat penulis ambil beberapa permasalahan dalam makalah ini, yaitu:
1.      Bagaimana pengertian komunikasi Islam?
2.      Siapa tokoh-tokoh komunikasi Islam serta argumen masing-masing?
 C.                Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah di atas tujuan penulis dalam makalah ini adalah:1.      Mengetahui pengertian komunikasi Islam;
2.      Mengetahui tokoh-tokoh komunikasi Islam serta argumen masing-masing.
1.     
BAB II
PEMBAHASAN

 A.                Pengertian Komunikasi IslamKomunikasi adalah suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal. komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya (communication depends on our ability to understand one another).[1]Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan penyiaran. Komunikasi dapat berupa interaktif, komunikasi transaktif, komunikasi bertujuan, atau komunikasi tak bertujuan.[2]Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik komponen-komponen komunikasi adalah:§  Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
§  Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
§  Saluran (channel) adalah media di mana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
§  Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
§  Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
§  Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan (Protokol).[3] Secara akademik kajian komunikasi terfokus kepada dua pendekatan utama, yaitu pendekatan yang memfokuskan kepada konteks situasional di mana komunikasi itu terjadi, dan pendekatan yang memfokuskan kepada fungsi-fungsi dari komunikasi. Dalam konteks situasional, ada enam kajian utama, yaitu: Interpersonal communication, small group communication, language and symbolic codes, organizational communication, public communication, dan mass communication. Sementara itu, dalam konteks fungsi-fungsi komunikasi, di antaranya sosialisasi, negosiasi, konflik, persuasi, dan sebagainya. Jika ditempatkan pada fokus kajian dan penelitian, maka komunikasi global dapat diletakkan pada pendekatan yang kedua, yakni melihat komunikasi dari sisi fungsinya.[4]Komunikasi Islam merupakan bentuk frasa dan pemikiran yang baru muncul dalam penelitian akademik sekitar tiga dekade belakangan ini. Munculnya pemikiran dan aktivisme komunikasi Islam didasarkan pada kegagalan falsafah, paradigma dan pelaksanaan komunikasi Barat yang lebih mengoptimalkan nilai-nilai pragmatis, materialistis serta penggunaan media secara kapitalis. Kegagalan tersebut menimbulkan implikasi negatif terutama terhadap komunitas Muslim di seluruh penjuru dunia akibat perbedaan agama, budaya dan gaya hidup dari negara-negara (Barat) yang menjadi produsen ilmu tersebut.[5]Komunikasi Islam berfokus pada teori-teori komunikasi yang dikembangkan oleh para pemikir Muslim. Tujuan akhirnya adalah menjadikan komunikasi Islam sebagai komunikasi alternatif, terutama dalam menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang bersesuaian dengan fitrah penciptaan manusia. Kesesuaian nilai-nilai komunikasi dengan dimensi penciptaan fitrah kemanusiaan itu memberi manfaat terhadap kesejahteraan manusia sejagat. Sehingga dalam perspektif ini, komunikasi Islam merupakan proses penyampaian atau tukar menukar informasi yang menggunakan prinsip dan kaedah komunikasi dalam Alquran. Komunikasi Islam dengan demikian dapat didefenisikan sebagai proses penyampaian nilai-nilai Islam dari komunikator kepada komunikan dengan menggunakan prinsip-prinsip komunikasi yang sesuai dengan Alquran dan Hadis.[6]Di dalam al-Qur’an dan hadits Rasulullah saw terdapat banyak keterangan berkenaan dengan adanya komunikasi. Komunikasi menjadi media dalam memahami ajaran Islam, bagaimana memamahami Al-Quran dan hadits Rasulullah.
Prinsip komunikasi dalam al-Qur’an  antara lain wahyu sebagai komunikasi teologis, Jibril sebagai medium komunikasi Allah dengan Rasulullah, bahasa sebagai media komunikasi verbal, al-Qur’an sebagai media komunikasi, sedangkan prinsip komunikasi dalam al-sunnah antara lain media komunikasi adalah rasul saw menggunakan berbagai cara dan metode komunikasi dan penyampaian pesan (tabligh) yang ada pada masa itu, mengirimkan delegasi, melayangkan surat mengarahkan para pemimpin dan para qadli.[7] B.                 Tokoh-Tokoh Komunikasi Islam Serta Argumen Masing-Masing.
1.      Nabi Muhammad saw
Berhubung komunikasi Islam itu mesti berlandaskan Al-Quran dan Hadits, layak kita sematkan tokoh komukasi ulung Islam itu kepada Rasulullah saw. Beliau berasal dari kabilah Quraisy, tepatnya keturunan Hasyim. Ayah beliau adalah Abdullah bin Abdul Muthalib, cucu Hasyim. Ibunda beliau adalah Aminah binti Wahb yang berasal dari keturunan Bani Zuhrah, salah satu kabilah Quraisy. Setelah menikah, Abdullah melakukan pepergian ke Syam. Ketika pulang dari pepergian itu, ia wafat di Madinah dan dikuburkan di kota itu juga.Setelah beberapa bulan dari wafatnya sang ayah berlalu, Nabi pamungkas para nabi lahir di bulan Rabi’ul Awal, tahun 571 Masehi di Makkah, dan dengan kelahirannya itu, dunia menjadi terang-benderang. Sesuai dengan kebiasaan para bangsawan Makkah, ibundanya menyerahkan Nabi Muhammad saw kecil kepada Halimah Sa’diyah dari kabilah Bani Sa’d untuk disusui. Beliau tinggal di rumah Halimah selama empat tahun. Setelah itu, sang ibu mengambilnya kembali.
Dengan tujuan untuk berkunjung ke kerabat ayahnya di Madinah, sang ibunda membawanya pergi ke Madinah. Dalam perjalanan pulang ke Makkah, ibundanya wafat dan dikebumikan di Abwa`, sebuah daerah yang terletak antara Makkah dan Madinah. Setelah ibunda beliau wafat, secara bergantian, kakek dan paman beliau, Abdul Muthalib dan Abu Thalib memelihara beliau.
Pada usia dua puluh lima tahun, beliau menikah dengan Khadijah yang waktu itu sudah berusia empat puluh tahun. Beliau menjalani hidup bersamanya selama dua puluh lima tahun hingga ia wafat pada usia enam puluh lima tahun.
Pada usia empat puluh tahun, beliau diutus menjadi nabi oleh Allah. Ia mewahyukan kepada beliau al-Quran yang seluruh manusia dan jin tidak mampu untuk menandinginya. Ia menamakan beliau sebagai pamungkas para nabi dan memujinya karena kemuliaan akhlaknya.
Tak bisa dipungkiri lagi bagaimana kapabelitas Nabi Muhammad saw sebagai seorang komunikator ulung, dengan segala kecerdasannya Nabi  Muhammad saw  mampu mengajak seseorang bahkan sekelompok orang untuk mengikuti jalannya. Ia tahu betul kapan komunikasi secara tidak langsung (dakwah sir/sembunyi-sembunyi) atau komunikasi secara langsung (dakwah zahar/ terang-terangan)Seorang Nabi  Muhammad saw adalah komunikator dan orang-orang kafir dan musyrik adalah komunikan, sedangkan pesannya adalah tauhid terhadap Allah SWT feedback dari proses komunikasi (dakwah) ini adalah mengkitunya seseorang pada apa yang dikatakan Nabi Muhammad saw  atau masuk Islam.Secara tidak sadar Nabi Muhammad saw telah menjalankan proses komunikasi yang ideal, dengan wahyu Allah SWT menjadi pegangan Nabi Muhammad saw menjadi seorang komunikator yang sama sekali tidak pernah salah dan cela. Nabi Muhammad saw adalah seorang yang makshum atau dilindungi dan terjaga dari al-hal yang salah oleh Allah SWT äí÷Š$# 4n<Î) È@Î6y y7În/u ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/ ÏpsàÏãöqyJø9$#ur ÏpuZ|¡ptø:$# ( Oßgø9Ï»y_ur ÓÉL©9$$Î/ }Ïd ß`|¡ômr& 4“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah  dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik…”. (Q.S. An-Nahl:125)
 Inilah yang menjadi inti konsep komunikasi yang dijalankan oleh Nabi Muhammad saw. Ada tiga tahapan komunikasi dilihat dari metode dan cara tempuh untuk kesuksesan berkomunikasi, yaitu:1.      Bil hikmah, dengan hikmah atau pengetahuan yang baik dan memcukupi. Proses komunikasi dapat berhasil manakala seorang komunikator cukup “bekal” baik untuk mengenal komunikan ataupun pengetahuan tentang komuniaksi itu sendiri. Dengan hikmah berarti seseorang talh siap segalanya, ilmu tentang komunikasinya, ilmu psikologinya serta ilmu-ilmu yang lain yang mendukung terciptanya komunikasi yang berhasil.
2.      Mauditul hasanah, dengan pelajaran yang baik. Artinya seorang komunikator dalam komunikasi dengan komunikan menggunakan metode kehalusan dan kelemahlembutan agar para komunikan dapat menangkap isi dan esensi apa yang disampaikan oleh komunikator.
3.      Jadalah, atau berdebat artinya jika proses dan metode komunikasi yang diatas belum juga berhasil dengan apa yang diharapakn maka langkah yang dimabil adalah jadalah, atau berusaha semaksimal mungkin apapun caranya, baik denganmenggunakan media, sarana dan perantara agar proses komunikasi berhasil.
 Itulah yang menjadi modal dasar Nabi Muhammad saw dalam melakukan proses komunikasi, yang menjadi catatan bagi kita bahwa, keberhasilan sebuah komunikasi manakala seorang komuikan (yang diajak/lawan komunikasi) mampu menangkap apa yang disampaikan oleh seorang komunikator, pada akhirnya seorang komunikan akan memberikan feedback dengan mengikuti apa yang kita sampaikan.[8]Tak pelak dan tidak terbantahkan lagi bahwa Nabi Muhammad saw  telah menjadi seorang komunikator yang handal dengan konsep dan pemikiran-pemikirannya. Nabi Muhammad  saw  saya tempatkan pada urutan yang pertama untuk tokoh yang paling berjasa dalam dunia komunikasi sebab Nabi Muhammad saw telah mampu meraalisasikan kponsep-konsep tak sekedar kata-kata tapi menjadi hal yang nyata, dan ini tidak ditemukan pada tokoh-tokoh komunikasi lainnya yang hanya kata-kata dan pemikiran menjadi konsep belaka tanpa bukti dan perealisasian oelh dirinya sendiri secara konkret. Sehingga konsep tersebut merupakan hasil dari perenungan dan pemahaman seseorang buakn berdasarkan pada kenyataan.Maka sudah saatnya, jika kita ingin menjadi seorang komunikator yang handal sudah saatnya kita berguru pada Nabi Muhammad saw. Kaum muslim boleh bangga dengan mempunyai seorang tokoh nomor satu yang paling berpengaruh di dunia (seratus tokoh yang paling berpengaruh di dunia, Michael Heart) dan tokoh yang paling berjasa dalam dunia komunikasi (Versi Oki sukirman). Konsep dan pemikiran Nabi Muhammad saw secara tidak langsung menginspirasi dan mengilhami tokoh-tokoh baik muslim ataupun non-muslim dalam menelurkan konsep dan pemikiran yang berhubungan dengan komunikasi. Dan tentu yang menjadi kitab wajib untuk pegangan menjadi seorang komunikator handal adalah mengacu pada ”warisannya” yaitu Al-Quran dan As-Sunnah.[9]Dalam media tulisan, sebenarnya telah dirintis oleh Rasulullah, yaitu ketika beliau mengirimkan surat yang isinya ajakan untuk memeluk Islam kepada para raja di Eropah. Sebagai contoh, nabi pernah mengirimkan surat dakwah kepada raja Hiraqla (raja di Roma Timur) yang bernama Hirakles, raja Habsyi yang bernama Najsyi, dan lain-lain. Dalam setiap suratnya, selalu dibubuhi stempel yang terbuat dari perak yang berukirkan tulisan “محمد رسول الله”. Dengan contoh ini, maka Rasulullah telah merintis sistem jurnalistik dalam melakukan komunikasi Islam sebagai bentuk dakwah. Dalam perkembangannya, komunikasi telah sedemikian maju, contoh lain dalam hal diskusi yang merupakan bagian dari bentuk komunikasi kelompok. Dalam berdakwah, Rasulullah selalu melakukan komunikasi sebagai dakwah dengan metode yang tepat dan apabila dicermati akan sangat relevan dengan metode diskusi saat ini. Dalam dakwahnya, diskusi yang dilakukan pasti didasari hal-hal berikut: alasannya kuat (hujjah), tutr kata yang arif dan bijak (uslub), dan adab sopan santun yang baik. Kembali hubungannya de ngan pers sebagai bagian dari komunikasi, Islam telah merintis perkembangan komunikasi itu sendiri, sekali lagi dalam bentuk dakwah. Misalnya turun temurunnya hadits-hadits nabi dan sunnah Rasul.[10]Prinsip komunikasi yang dibawa Rasulullah menekankan keadilan (‘adl) sebagaimana tertera dalam surah an-Nahl ayat 90, berbuat baik (ihsan) dalam surah Yunus ayat 26, melarang perkataan bohong dalam surah al-Hajj ayat 30, bersikap pertengahan (qana’ah) seperti tidak tamak, sabar sebagaimana dijelaskan pada surah al-Baqarah ayat 153, tawadu’ dalam surah al-Furqan ayat 63, menunaikan janji dalam surah al-Isra’ ayat 34 dan seterusnya.Nabi Muhammad meninggal dunia pada hari Senin bulan Rabiul Awal tahun 12 Hijrah atau bertepatan dengan tanggal 6 Juni 632 Masehi. 2.     Ziauddin Sardar
Salah-satu intelektual Islam yang terkemuka di dunia saat ini adalah Ziauddin Sardar. Pandangannya terhadap masa depan kaum muslim seringkali menjadi rujukan bagi pemikir dan ilmuwan muslim lainnya.
Ziauddin Sardar lahir di Pakistan namun saat ini tinggal dan mengajar di Inggris. Selama hidupnya Sardar banyak mengikuti berbagai kelompok dan jamaah. Dia pernah mengikuti Jamaah Tabligh dan Syiah. Berbagai pengalaman tersebutlah yang membentuknya hingga seperti sekarang. Ia juga disebut sebagai futurolog muslim. Ia sering membahas masa depan dan sosiologi umat Muslim dalam tulisantulisannya. Sardar mempergunakan sejumlah teori-teori sosial untuk menganalisis perkembangan umat Islam diseantero dunia. Ia seringkali disandingkan Alvin Toffler, seorang futurolog Inggris.
Dalam salah-satu tulisannya, Sardar menganalisis masa depan umat Islam. Menurutnya umat Islam saat ini merupakan bagian dari masyarakat informasi, yakni masyarakat yang membutuhkan dan menggunakan informasi. Lewat komunikasi, umat Islam semakin terhubungsatu sama lain dengan teknologi yang sangat canggih. Hal ini mengakibatkan solidaritas muslim terjalin dengan kuat.Umat Islam terpisah di berbagai benua dan negara. Masing-masing mempunyai masalah-masalahnya tersendiri.Teknologi informasi yang begitu canggih mengakibatkan terjadinya penyebaran ilmu-ilmu dan informasi keislamansecara cepat.
Internet, televisi, radio, buku, koran, majalah, dan media komunikasi lainnya telah menyemarakkan Islam ke seluruh dunia. Berkat televisi, umat Islam dapat mengetahui perang di Bosnia, kesewenang-wenangan Israelterhadap bangsa Palestina, perang saudara di Aljazair, kelaparan di Ethiopia, dan pergerakan Islam di Irak dan TimurTengah. Invasi Amerika ke Irak dapat diketahui dengan cepat oleh Muslim Indonesia, Malaysia, Filipina, dan aksi solidaritas menyebar di mana-mana. Kebencian terhadap Amerika Serikat antara lain disebabkan oleh media. Media dengan telanjang memperlihatkan sisi-sisi kekejaman perang di Irak dan perlakuan tidak adil terhadap muslim Palestina.Inilah salah-satu bentuk dari posmodernisme, yakni kekuatan media yang sangat cepat dalam menayangkan suatuperistiwa. Lewat media, realitas sosial dikonstruksikan dan dipersepsikan oleh masyarakat. Gerakan-gerakan Islam baik yang fundamentalis maupun moderat sekalipun menggunakan teknologi komunikasi untuk menyebarkan gagasan-gagasan mereka. Al-Qaeda mempergunakan web-sitenya di internet untuk menakuti-nakuti musuh mereka dan mengajak kaum muslimin untuk memerangi musuh-musuh mereka. Sedangkan di sisi lain, Jaringan Islam Liberal (JIL) menggunakan website untuk menyebarluaskan gagasan-gagasan mereka. Terjadi perang gagasan di internet. Diketahuinya film Fitna yang dibuat oleh seorang politisi Belanda akhirnya adalah berkat teknologi informasi.
Peranan umat Islam saat ini terbatas pada wilayah nasional dan kawasan. Berbagai organisasi Islam tingkat dunia belum mampumenjalin kerjasama yang efektif. Padahal umat Islam mempunyai ibadah haji yang mengumpulkan ribuan bahkan jutaan umat Muslim dari seluruh dunia.
Komunikasi telah mempersatukan umat sehingga    terbentuk dan ldquo; imagined community dan rdquo; yakni komunitas yang dibayangkan. Lewat piranti teknologi yang canggih, umat Islam bisa mengetahui kondisi saudara-saudaranya di belahan dunia lain. Piranti komunikasi juga menyebabkan tersebarnya informasi dan ilmu-ilmu Islam dengan cepat mudah. Namun permasalahan komunikasi bukannya tidak menimbulkan masalah serius. Akibat dari penyebaran informasi itu, siapa saja boleh melakukan interpretasi terhadap Islam. Untuk membutuhkan ilmu dan informasi kita bisa mengunduh dan membacanya di internet. Padahal, kata ahli komunikasi yang lain, media-media bisa menciptakan teror dan kedangkalan proses berpikir. Banyak media yang lain yang sebenarnya dapat dijadikan acuan informasi. Benda itu adalah buku.
Namun tidak semua di dunia Islam yang dapat mengakses informasi. Banyak komunitas muslim yang masih pada tahap feodalisme atau agraris dimana tanah menjadi sesuatu yang bermakna dan bernilai tinggi dibanding informasi. Sebagai contoh, di Indonesia kebutuhan akan informasi belum menjadi prioritas. Masyarakat masih lebih mementingkan nasi dari informasi.  Kita harus menyadari bahwa ada ketimpangan akses terhadap informasi di pelbagai bagian dunia Islam. Kita mengetahui bahwa di belahan Timur Tengah, terdapat masyarakat yang mampu menyerap informasi dengan baik berkat harga minyak yang melambung tinggi. Tapi di belahan dunia lain terdapat umat Islam dengan kondisi gizi yang buruk.[11]  

BAB III
PUNUTUP
Kesimpulan            Adapun kesimpulan penulis dari makalah ini antara lain:1.      Komunikasi adalah suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain.
2.      Berhubung komunikasi Islam itu mesti berlandaskan Al-Quran dan Hadits, layak kita sematkan tokoh komukasi ulung Islam itu kepada Rasulullah saw.
3.      Salah-satu intelektual Islam yang terkemuka dan juga tokoh komunikasi islam di dunia saat ini adalah Ziauddin Sardar. Dalam salah-satu tulisannya, Sardar menganalisis masa depan umat Islam. Menurutnya umat Islam saat ini merupakan bagian dari masyarakat informasi,
Saran
            Penulis berharap dengan adanya makalah ini dapat membuka mata kita bahwa komunikasi dalam islam lebih mementingakan keadilan karena sesuai dengan konteks Al Quran dan Sunnah. Oleh karena demikian, mari kita mengikuti suri tauladan yang beliau ajarkan.
DAFTAR PUSTAKA
 
http://pesantrenbudaya.blogspot.co.id/2012/08/pemikiran-revolusioner-ziauddin-sardar.html https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi http://nancyhave.blogspot.co.id/2012/07/komunikasi-dan-islam_18.html http://oki-sukirman.blogspot.co.id/2007/02/tokoh-yang-paling-berjasa-dalam-dunia.html https://defickry.com/2007/08/09/zaman-pertengahan-sebagai-bagian/

[1] https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi
[2] Ibid,…
[3] Ibid,…
[4] http://nancyhave.blogspot.co.id/2012/07/komunikasi-dan-islam_18.html
[5] Ibid,…
[6] Ibid,…
[7] http://slideplayer.info/slide/1886057/
[8] http://oki-sukirman.blogspot.co.id/2007/02/tokoh-yang-paling-berjasa-dalam-dunia.html
[9] https://defickry.com/2007/08/09/zaman-pertengahan-sebagai-bagian/
[10] Ibid,..
[11]http://pesantrenbudaya.blogspot.co.id/2012/08/pemikiran-revolusioner-ziauddin-sardar.html 


0 Response to "MAKALAH KOMUNIKASI ISLAM"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel