BUKAN AL MAIDAH AYAT 51 : NUSR*NISME
Di era politik musiman yang mengajak pencinta lupa pada
kecintaannya, mengajak memutuskan silaturrahmi yang bersifat selamanya dengan
pekara musiman yang di nikmati oleh orang lainnya, inilah problematika yang di
hadapi sekarang.
Namun mirisnya pekara besar timbul pada kaum minoritas yang
menistakan agama kaum mayoritas, sebut saja inisialnya A-H-O-K. :D
Namun lebih menyedihkan lagi saat kaum mayoritas dengan mata
melotot dan ilmu hanya di akhir namanya malah membela si kafir ini, malah
menjadi #isme bahwa tidak ada yang dapat menafsirkan sebuah tek, kecuali
pembuatnya sendiri, dan tidak ada yang dapat menafsirkan Al- Qur’an kecuali
Allah S.W.T dan Rasulnya, yaaa benar, tapi pada dasarnya Al-Qur’an adalah “Syafaulin
Nas” penyembuh dan rahmat bagi manusia, Allah menurunkan Al-Qur’an kepada
manusia, sebagai pedoman, jika tidak ada yang dapat menafsir, bagaimana cara
menjalankan ??? tapi makanya ilmu tafsir harus belajar pada orang-orang yang
mendapatkan ilmunya dengan sanat yang jelas, dan tidak terputus hingga kepada
Rasulullah S.A.W.
Berbicara tentang larangan
memilih pemimpin kafir, ada begitu banyak Ayat-Ayat Al-Qur’an yang menjelaskan
tentang larangan orang islam dipimpin oleh orang kafir, dan Ayat-Ayat nya yaitu
:
Æ Q.S Ali Imran Ayat 28
لا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ
الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَمِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَلَيْسَ
مِنَ اللَّهِ فِي شَيْءٍ إِلا أَنْ تَتَّقُوا مِنْهُمْ تُقَاةً
وَيُحَذِّرُكُمُ
اللَّهُ نَفْسَهُ وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ
“Janganlah
orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan
orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari
pertolongan Allah kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang
ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa) Nya.
Dan hanya kepada Allah kembali (mu).”
[QS:ali
imran : 28]
Æ Q.S An Nisa Ayat 144
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا لا تَتَّخِذُوا الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَتُرِيدُونَ
أَنْ تَجْعَلُوا لِلَّهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَانًا مُبِينًا
Wahai
orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang-orang kafir sebagai
wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah kamu ingin memberi alasan
yang nyata bagi Allah (untuk menghukummu)?
[QS.an
nisa : 144]
Æ Q.S Al Maidah Ayat 57
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا لا تَتَّخِذُوا الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَكُمْ هُزُوًا وَلَعِبًا مِنَ الَّذِينَ
أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَالْكُفَّارَ أَوْلِيَاءَ وَاتَّقُوا اللَّهَ
إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
Wahai
orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan pemimpinmu orang-orang yang
membuat agamamu jadi bahan ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang
yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang musyrik).
Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu orang-orang yang beriman.
[QS.al
maidah : 57]
Æ Q.S At Taubat Ayat 23
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا آباءَكُمْ وَإِخْوانَكُمْ أَوْلِياءَ إِنِ اسْتَحَبُّوا الْكُفْرَ
عَلَى الْإِيمانِ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَأُولئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kalian jadikan bapak-bapak dan
saudara-saudara kalian pemimpin-pemimpin (kalian), jika mereka lebih
mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kalian yang menjadikan
mereka pemimpin-pemimpin, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
[QS.at
taubat : 23]
Dari bebarapa ayat di atas, jelaslah larangan-larangan bahwa tidak
boleh menjadikan kafir sebagai pemimpin orang muslim, dan tentunya masih banyak
lagi ayat-ayat yang menegaskan secara jelas tentang larangan tersebut.
Masalah ahoker, Nusr*n membela jelas-jelas bahwa katanya boleh
orang kafir menjjadi pemimpin, inikan bodoh, padahal di belakang namnya ada lc,
ini toh memalukan lc yang lain juga. Inilah gambaran orang yang menjual agama
demi dunia, dia mungkin tidak mengerti kata “Musuh” hingga lupa pada Al- Qur’an
Surat Al Baqarah Ayat 120 :
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلا النَّصَارَى
حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
Dan tidak akan senang orang-orang yahudi dan nasrani kepadamu
sebelum kamu mengikuti agama mereka,,,
[Q.S Al Baqarah : 120]
Ayat ini jelas menjelaskan bahwa sebagaimanapun kamu baik pada
mereka, mereka tidak akan benar-benar senang, kecuali kamu mengikuti agama
mereka.
Nusr*n juga berargumen dengan membawa masa kekhalifahan bahwa pada
masa Abbasiyah, Khalifah ke-16 Al Mu’tadid Billah menunjuk non muslim (Kristen)
bernama Umar bin Yusuf menjadi Gubernur di Irak. Dengan contoh ini, Nusr*n
ingin menunjukkan bahwa boleh memilih gubernur non muslim.
“Apakah di waktu itu tidak ada Surat Al Maidah 51? Apakah pada masa
itu tidak ada ulama-ulama yang menafsirkan Al Maidah? Mohon maaf, apakah
ulama-ulama yang pada masa itu, kalah shalih kalah alim dengan ulama-ulama hari
ini?” kata Nusr*n sambil melotot.
Mestinya, jika Nusr*n Wahid konsisten dengan hadits yang ia kutip
(khairul quruuni qarni tsummal ladziina yaluunahum tsummal ladziina
yaluunahum), cukuplah itu menjadi jawaban. Bukankah Umar bin Khattab pernah
menyuruh Abu Musa Al Asy’ari memecat sekretarisnya karena ia Nasrani lalu Umar
membaca Surat Al Maidah ayat 51? Lalu kisah pemecatan ini diabadikan Ibnu
Katsir dalam tafsirnya.
Mana yang lebih baik, masa Umar yang merupakan masa sahabat atau masa
daulah Abbasiyah? Jika Nusr*n konsisten, jawaban atas pertanyaan ini akan
membuatnya malu untuk berteriak-teriak di depan ulama.
Inilah permasalahan besar, dimana orang islam seperti dia,
melecehkan agamanya sendiri demi membela kafir. Sungguh fenomena musiman
politik membuat pencinta lupa pada kecintaannya, dan mereka menjual keimanan
demi jabatan semata, “mungkin setelah di pecat dari “beringin”.
Semoga kita di jauhkan dari pemikiran-pemikiran seperti dia, dia,
dan dia.
Semoga bermanfaat.
Wassalam.
0 Response to "BUKAN AL MAIDAH AYAT 51 : NUSR*NISME"
Post a Comment