-->

MALAM SAKRAL


Redupan malam-malam dalam keterasingan asa,
Menepi di sudut-sudut keramaian,
Terkekeh sendiri menertawakan mereka,
Bercengkrama dengan pasangan tanpa rasa,
Di malam sakral,
Malam bercampurnya warna-warni kaula muda,
Membumbung menembus langit binasa,
Di pojok aksara tak berspasi,
Prolog fiksi menjelma sepi,
Selaksa rinai badai dalam pelangi,
Indah namun menyakitkan, suka dalam kedukaan,
Terbahak sendiri, menepi di dalam malam yang sakral,

Butiran kerlap-kerlip turun, membasahi kenangan yang usang,
Dingin, dingin, dan sangat dingin,
Namun tiada kedinginan melebihi jiwa yang kehilangan pelukan,
Masih begitu nyaman terpaku di pojok keramaian,
Dengan narasi-narasi tanpa referensi,
Hitam, kelam, tanpa kerinduan nyata,
Samar-samar kembali hilang,
Sirna cipta cita, hilang binasa,
Di malam-malam Sakral Selanjutnya,
Sendiri masih menjadi asmara rasa,
Dalam kosa kata bersama.

Bireuen, 27 November 2016

0 Response to "MALAM SAKRAL"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel