MAKALAH: MENCIPTAKAN SDM YANG BERKUALITAS
Puji
dan syukur senantiasa kita ucapkan kepada Allah swt yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kita masih dapat beraktifitas sebagaimana
layaknya seorang manusia. Shalawat dan salam selalu kita do`akan kepada seorang
tokoh islam yang dikenal sepanjang masa yaitu Nabi Muhammad Saw, karena dengan
berkat perjuangan yang telah beliau lakukan, saat ini kita dapat merasakan
indahnya kehidupan dalam nuansa keislaman. Selanjutnya,terima kasih kami kepada
dosen pengasuh mata kuliah ini yang senantiasa selalu menjadi tempat mengadu
dikala kami kehilangan arah dalam pembelajaran. Dan terima kasih kami juga
kepada semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian tugas kami ini.
Makalah
ini kami susun atas dasar kewajiban seorang mahasiswa dalam mengerjakan tugas –
tugas yang diberikan sehingga nantinya kami memperoleh nilai demi kelulusan
yang memuaskan. Judul dari makalah ini adalah “IBU, Indikator Utama Dalam
Menciptakan SDM Yang Berkualitas” yang kami susun dari berbagai sumber referensi
yang kami anggap sesuai dan terpercaya. Kami telah berusaha dengan semaksimal
mungkin dalam proses penyelesaian makalah ini, namun hal itu tidak menutup
kemungkinan untuk terjadinya kesalahan dan kesilapan dalam isi makalah ini, karena
kami hanya seorang mahasiswa yang masih sangat butuh bimbingan dan ilmu
pengetahuan.
Maka
dari itu, atas segala kekurangan dan kesalahan kami mohon maaf yang sebesar –
besarnya. Selain itu kami juga sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun, agar kedepannya kami dapat menyelesaikan sebuah karya yang
sempurna. Demikianlah segelintir kata dari kami sebagai pengantar semoga
menjadi awal dan permulaan yang baik. Amin.
Matangglumpangdua,
Juni 2014
Penulis
TEUKU MUHAMMAD
AZHAR
1106010113
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR i
DAFTAR
ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A.
Latar Belakang 1
B.
RumusanMasalah 1
C.
TujuanPenulisan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A.
Sumber Daya Manusia (SDM) 2
1.
Pengertian SDM 2
2.
Pentingnya SDM 2
B.
Peran Perempuan Dalam Melahirkan SDM yang berkualitas 3
C.
Kesetaraan Gender 5
BAB IV .PENUTUP 7
A. Kesimpulan 7
B. Saran 7
BAB
1
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Terciptanya
sumber daya manusia (SDM) yang mempunyai kualitas tinggi tidak terlepas dari
peran seorang perempuan (IBU) yang mendidik dan mengajarinya saat masih kecil,
karena pada saat itulah pondasi pengetahuan seorang manusia tercipta. Meskipun
demikian bukanlah hal pantas bagi perempuan untuk memperjuangkan kesetaraan
gender atau menuntut kesamaan antara laki-laki dan perempuan Walaupun
kenyataannya banyak perempuan yang memperjuangkan kesetaraan gender.
Jika
di lihat kenyataan sekarang tentang banyaknya mereka yang memperjuang
kesetaraan gender, maka kami mencoba membahas tentang perempuan menjadi faktor
utama lahirnya SDM yang berkualitas tanpa harus menuntut kesetaraan gender.
B. RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan latar
belakang di atas, maka yang menjadi rumasan masalah adalah sebagai berikut :
1) Apa
pengertian SDM ???
2) Bagaimana
peran perempuan dalam menciptakan SDM yang berkualitas ???
3) Pantaskah
memperjuangkan kesetaraan gender ???
C. TUJUAN
PENULISAN
1) Mengetahui
pengertian SDM.
2) Memahami
peran perempuan dalam menciptakan SDM yang berkualitas.
3) Dan
mengetahui pantas tidaknya memperjuangkan kesetaraan gender.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. SUMBER
DAYA MANUSIA (SDM)
1. Pengertian
SDM
Sumber
daya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM potensi yang terkandung dalam
diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan
transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang
terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan
yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM
lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu
organisasi.
Berikut ini merupakan beberapa definisi
mengenai Sumber Daya Manusia:
Ø Sumber
Daya Manusia(SDM) adalah manusia yang bekerja dilingkungan suatu
organisasi (disebut juga personil, tenaga kerja, pekerjaan atau karyawan).
organisasi (disebut juga personil, tenaga kerja, pekerjaan atau karyawan).
Ø Sumber
Daya Manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi
dalam mewujudkan eksistensinya.
dalam mewujudkan eksistensinya.
Ø Sumber
Daya Manusia(SDM) adalah potensi yang merupakan asset dan
berfungsi sebagai modal (non material/non finansial) didalam organisasi bisnis,
yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan non
fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi.
berfungsi sebagai modal (non material/non finansial) didalam organisasi bisnis,
yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan non
fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi.
2. Pentingnya
Sumber Daya Manusia (SDM)
Dengan
mempelajari bagaimana pentingnya dan menangani kualitas sumber daya manusia
maka akan terwujud:
ü Meningkatnya
kualitas sumber daya manusia.
ü Meningkatnya
kesejahteaan masyarakat dengan perluasan lapangan kerja.
ü Meningkatkan
perlindungan dan kesejahteraan pekerja
ü Peningkatan
kualitas transmigran
ü Pemberdayaan
kawasan transmigrasi sebagai pengembangan tanaman
pangan, tanaman perkebunan dan industri kecil.
pangan, tanaman perkebunan dan industri kecil.
ü Pemerataan
penduduk dan hasil-hasilnya
ü Meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam pembangunan dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang mandiri.
mewujudkan masyarakat yang mandiri.
B. PERAN
PEREMPUAN DALAM MELAHIRKAN SDM YANG BERKUALITAS
Dalam
kehidupan ini, ibu sebenarnya memegang peranan yang besar untuk mengatur masa
depan generasi penerus bangsa. Namun, peranan ibu tersebut bersifat abstrak.
Sebagaimana pelatih bola yang mengatur para pemainnya, seorang ibu pun memiliki
peran yang signifikan untuk mencetak SDM yang cerdas dan berakhlak. Kehidupan
dalam keluarga merupakan titik awal untuk menuju kehidupan bernegara. Anak yang
terlahir dalam keluarga yang terdidik tentu akan berbeda nilainya dibandingkan
anak tanpa perhatian orangtuanya, khususnya ibu. Karena secara psikologis
perempuan memiliki sifat kasih sayang yang tinggi. Seorang ibu, ada yang mampu mencetak
putra bangsa sekaliber Bung Karno dan semisalnya. Hal Ini membuktikan bahwa
perempuan menjadi sentral dalam menentukan keberhasilan suatu bangsa. Perannya
sangat berarti, kiprahnya tak bisa dipandang sebelah mata. Benar sekali sabda
nabi Muhammad -Shallallahu Alaihi Wasallam-: “Perempuan menjadi tolak ukur
kemajuan suatu bangsa”. Berangkat dari hadis di atas, maka sudah sepantasnya
seorang ibu menjadikan rumah tangganya sebagai lahan tumbuhnya generasi yang
akan mengharumkan bangsa dan negaranya, generasi yang tumbuh dalam rumah tangga
yang menjadi pusat kaderisasi terbaik. Ketika sang anak hadir ke dunia, sebuah
tugas sangat berat telah dipikul di pundak seorang ibu. Tugas mendidiknya dan
membekalinya dengan life skill, agar kelak anaknya siap terjun ke dunia yang
berubah dengan cepat. Sepuluh atau 15 tahun lagi, akan sangat berbeda
kondisinya dengan masa kini. Ketika sang anak mulai banyak bertanya, “Ini
apa?”, “Itu apa?”, “Kenapa begini?”, “Kenapa begitu?”, seorang ibu dituntut
untuk dapat memberikan jawaban yang terbaik. Jawaban yang tidak mematikan rasa
ingin tahu anak, bahkan sebaliknya, jawaban yang membuat anak semakin terpacu
untuk belajar. Masa yang penting ini, yang disebut golden age, adalah masa di
mana anak sangat mudah menyerap segala informasi dan belajar tentang segala
sesuatu. Ibu adalah orang yang terdekat dan lebih sering berinteraksi dengan
anak. Peran yang demikian strategis ini, menuntut calon ibu untuk membekali
dirinya dengan disiplin ilmu yang memadai. Oleh sebab itu, seorang ibu yang
ideal harus terus bergerak meningkatkan kualitas dirinya. Karena untuk mencetak
generasi yang berkualitas, dibutuhkan pendidik yang berkualitas pula. Dengan
demikian, seorang wanita tidak boleh berhenti belajar ketika ia sudah menikah.
Anis Matta pernah mengatakan bahwa seorang wanita itu memiliki potensi yang
sangat besar, namun sayangnya, ketika ia menikah, maka potensi itu seolah-olah
lenyap dan hanya menyisakan dua kata, suami dan anak. Padahal belajar itu
proses seumur hidup (long life education). Itulah yang dipesankan oleh
Rasulullah -Shallallahu Alaihi Wasallam- dalam hadisnya: “Tuntutlah ilmu dari
buaian hingga liang lahat”. Peranan keluarga terlebih ibu akan menumbuhkan
sebuah karakter yang sangat kuat pada diri seorang anak. Sebab kunci utama
untuk menjadikan manusia tidak manja dan hidup energik terletak dalam
pendidikan keluarga. Kalau kita membaca pernyataan berbagai pemimpin besar
dunia, maka banyak di antara mereka memberikan nilai penting kepada pendidikan
dan peranan besar dari keluarga. Antara lain Bung Karno yang selalu mengagumkan
pengaruh seorang ibu. Ki Hajar Dewantara juga mengemukakan pentingnya
pendidikan dalam keluarga. Di pihak lain, psikolog Ratih Ibrahim
mengungkapkan bahwa Bank Dunia menilai ada tiga tantangan yang dihadapi
Indonesia, yaitu bagaimana menciptakan tenaga kerja yang terdidik dan dapat
bersaing, mengatur alokasi anggaran, maraknya korupsi dan lemahnya birokrasi.
Untuk menjawab tantangan tersebut, dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang
berkualitas dan siap bersaing. Namun faktanya, SDM Indonesia saat ini berada di
posisi 124 dari 189 Negara di dunia. Bukan itu saja, berdasarkan laporan daya
saing global, Indonesia berada di posisi terendah dari negara yang diteliti,
bahkan berada di bawah Malaysia, Singapura, Cina, Filipina dan Thailand.
Tugas seorang ibu atau orang tua memang tidak ringan, terutama dalam menghadapi perkembangan dan kemajuan teknologi. Pergeseran norma sosial, menuntut setiap orang tua untuk mempersiapkan anak yang tangguh agar dapat bertahan dan mampu bersaing menghadapi berbagai tantangan yang semakin berat. Anak tangguh yang kompeten secara individu maupun sosial, merupakan harapan anak yang life ready. Ratih Ibrahim berpendapat bahwa dalam mempersiapkan anak yang life ready diperlukan suatu landasan yang kokoh. Dengan demikian, ibulah suatu sosok sentral dalam keluarga, pengatur jalannya sebuah keluarga, dan juga sebagai seseorang yang diharapkan dapat mengantarkan anak ke dunia di luar keluarga.
Dari
sebab itu maka seorang ibu sepantasnya harus mengetahui segala aspek pengetahuan
dari hal terkecil sampai hal terbesar, dari pengetahuan yang bersifat formal
hingga pengetahuan yang bersifat non formal, karena seorang ibulah yang menjadi
indikator utama terciptanya SDM yang berkualitas. Apalagi pengetahuan dalam
sejarah islam, karena di sini banyak pelajaran di dapatkan untuk pendidikan
anak, seperti halnya tentang tahap pendidikan anak yang di kemukakan oleh Ali Bin Abi thalib “didiklah anakmu
dalam tiga tahapan: pertama, di umur 1-10 tahun jadikan dia raja. Ke dua, di
umur 11-20 tahun jadikan dia tentara. Ke tiga, di umur 21 sampai seterusnya jadikan
dia kawan. Adapun maksud dari raja di sini ialah berikan dia apapun yang dia
inginkan asalkan itu berguna untuknya tapi tidak untuk takut dan patuh
kepadanya kerena itu akan membuat kebebasan yang suatu saat akan
menghancurkannya, sedangkan maksud tentara bukan di lihat dari kekerasan tapi
di sini mengajarkan tentang kedisiplinan yang membuat anak menghargai waktu
yang ada dan untuk tahap seterusnya jadikan dia kawan, kerena dengan
menjadikannya kawan dia akan bercerita tentang kehidupannya dan menjadikan kita
tongkat saat dia terjatuh.
Dalam
riwayat yang lain, Ali Bin Abi Thalib juga mengajarkan kita tentang mendidik
anak dimana Beliau berkata : “didiklah anakmu bagi zamannya bukan zamanmu”
artinya pendidikan juga di berikan harus pendidikan yang relevan karena kita
bereda di dunia yang tanpa kita sadari dapat berubah kapanpun.
C.
KESETARAAN
GENDER
Kesetaraan perempuan dan laki-laki dimulai dengan dikumandangkannya
'emansipasi' di tahun 1950-1960-an. Setelah itu tahun 1963 muncul gerakan kaum
perempuan yang mendeklarasikan suatu resolusi melalui badan ekonomi sosial PBB.
Kesetaraan perempuan dan laki-laki diperkuat dengan deklarasi yang dihasilkan
dari konferensi PBB tahun 1975, dengan tema Women In
Development (WID) yang memprioritaskan pembangunan bagi perempuan yang
dikembangkan dengan mengintegrasi perempuan dalam pembangunan. Setelah itu,
beberapa kali terjadi pertemuan internasional yang memperhatikan pemberdayaan
perempuan. Sampai akhirnya sekitar tahun 1980-an berbagai studi menunjukkan
bahwa kualitas kesetaraan lebih penting daripada kuantitas, maka tema WID
diubah menjadi Women and Development (WAD). Tahun 1992 dan 1993,
studi Anderson dan Moser memberikan rekomendasi bahwa tanpa kerelaan,
kerjasama, dan keterlibatan kaum laki-laki maka program pemberdayaan perempuan
tidak akan berhasil dengan baik. Dengan alasan tersebut maka dipergunakan
pendekatan gender yang dikenal dengan Gender and Development (GAD)
yang menekankan prinsip hubungan kemitraan dan keharmonisan antara perempuan
dan laki-laki. Pada tahun 2000 konferensi PBB menghasilkan 'The Millenium
Development Goals' (MDGs) yang mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan
perempuan sebagai cara efektif untuk memerangi kemiskinan, kelaparan, dan
penyakit serta menstimulasi pembangunan yang sungguh-sungguh dan berkelanjutan.
Apabila di lihat dari awal mulanya hadir perjuangan kesetaraan
gender memang bertujuan sangatlah bijaksana, tapi ada beberapa hal yang tidak
bisa di patahkan, seperti halnya kekuatan dan daya pikir ini lebih besar di
dapat oleh pihal laki-laki, apalagi tentang hal menjadi pemimpin, dalam kontek
Islam perempuan tidak akan pernah bisa menjadi pemimpin, meskipun di lihat dari
sejarah baik itu di Aceh atau di tempat lainnya memang banyak pihak perempuan
yang menjadi pemimpin, tapi bila di kaji lebih dalam lagi masa-masa golden
dalam satu kepemimpinan selalu di dapatkan ketika orang laki-laki yang
memimpin, seperti halnya pada masa daulat Iskandar Muda di aceh, yang membuat
Aceh di kenang di seluruh jagat raya.
Adapun bila di lihat dari awal
penciptaan, perempuan tidak pernah pantas menjadi pemimpin meskipun demikian
perempuan tidak juga menjadi budak atau berada di bawah laki-laki tapi perempuan
memiliki kedudukan yang istimewa di antaranya. Seseorang pernah berkata begini “Allah
tidak menciptakan perempuan dari tulang tengkorak anak adam yang berarti
perempuan menjadi pemimpin anak adam, Allah tidak pula menciptakan perempuan
dari tulang kaki anak adam yang berarti perempuan menjadi budak dan dapat di
injak-injak, tapi Allah menciptakan perempuan dari tulang rusuk anak adam,
dimana tulang rusuk dekat dengan lengan yang berarti perempuan adalah sosok
yang harus di lindungi, dan dekat dengan hati yang berarti perempuan adalah
sosok yang harus di sayangi dan di cintai” inilah untaian kata-kata
yang begitu indah yang menandakan perempuan bukan pemimpin, bukan pula budak,
tapi perempuan memiliki kedudukan yang istimewa di dalam Islam.
Jika di lihat dari tanggung jawab,
laki-laki di bebankan tanggung jawab yang begitu besar, apalagi setelah menikah
laki-laki menjadi penanggung jawab kepada anak-anaknya sekaligus istrinya,
laki-laki juga punya kewajiban yang besar, menafkahi anaknya, membimbing anaknya
hingga ke pendidikan yang di anggap layak, bukankah itu akan sangat sulit
apalagi itu harus di pertanggung jawabkan pada suatu hari kelak. Sedangkan
perempuan mereka selalu ada yang menanggungnya, jika belum menikah mereka di
tanggung oleh ayahnya dan apabila telah menikah maka tanggung jawab di
limpahkan kepada suaminya, beginilah kedudukan yang sangat istimewa untuk
perempuan di dalam Islam. Apakah setelah mengetahui ini kalian (perempuan) akan
tetap memperjuangkan kesetaraan gender,,,? Kalaupun ia, maka mereka akan
menjadi orang-orang yang sangat di rugikan, percaya ataupun tidak ini adalah
hal yang benar.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari apa yang kami paparkan,
maka dapat kami simpulkan beberapa poin penting :
ü Sumber
daya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM potensi yang terkandung dalam
diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan
transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang
terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan
yang seimbang dan berkelanjutan.
ü Peran
perempuan dalam menciptakan SDM yang berkualitas sangatlah dominal, kerena
merekalah yang menangani manusia kecil (kertas putih) yang dapat di tuliskan
apapun dan akan dapat di cermati oleh anak dan menjadi bekal untuk menjadi SDM
yang kompenten.
ü Kesetaraan
gender tidak pantas untuk di perjuangkan, kerena perempuan sudah mempunyai
kedudukan yang istimewa dalam kehidupan ini, seperti kata some one : “Allah
tidak menciptakan perempuan dari tulang tengkorak anak adam yang berarti
perempuan menjadi pemimpin anak adam, Allah tidak pula menciptakan perempuan
dari tulang kaki anak adam yang berarti perempuan menjadi budak dan dapat di
injak-injak, tapi Allah menciptakan perempuan dari tulang rusuk anak adam,
dimana tulang rusuk dekat dengan lengan yang berarti perempuan adalah sosok
yang harus di lindungi, dan dekat dengan hati yang berarti perempuan adalah
sosok yang harus di sayangi dan di cintai”
B. SARAN
Adapun
yang menjadi saran kami adalah sebagai berikut :
ü Perempuan
di haruskan mempunyai pengetahuan yang tinggi agar mampu memciptakan pondasi
untuk SDM yang akan bersaing di dunia.
ü Pemerintah
di harapkan bisa membantu mendukung perkembangan SDM melalui pendidikan secara
merata, bukan hanya di kota tapi di perdesaan juga.
ü Untuk
mereka (perempuan) agar tidak lagi membuat gerakan memperjuang kesetaraan
gender karena pada dasarnya perempuan telah mendapatkan posisi yang istimewa di
dalam kehidupan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Nasarudin Umar, Argumen Kesetaraan Gender : Perspektif al-Qur’an, Jakarta
: Paramadina, 2001.
Mansour Faqih, Analisis gender dan Transformasi Sosial, Yogyakarta
: Pustaka Pelajar, 1996.
Azhar Annasri, Sirah Al fikrah : kedudukan perempuan dalam islam :
Ummul Ayman,
2011.
www.google.com
0 Response to "MAKALAH: MENCIPTAKAN SDM YANG BERKUALITAS"
Post a Comment