KEMATIAN ADALAH SUATU KENISCAYAAN
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
Artinya: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan
sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa
dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah
beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang
memperdayakan.”
Kematian
ialah sesuatu yang hak, pasti, selama kita masih hidup kita pasti akan
merasakan yang namanya mati, hanya tinggal menunggu waktu saja, bisa jadi
nanti, esok, lusa, atau tahun depan, tergantung perjanjian yang telah di
tetapkan dalam buku kehidupan kita.
Kehidupan
di dunia adalah tipu daya semata, kehidupan di dunia hanyalah kesenangan yang
menutup mata, kehidupan dunia adalah tempat cocok tanam untuk menuai panen di
negeri selanjutnya, kehidupan dunia mencari ridha untuk mendapatkan cinta, cinta
yang abadi dari penguasa jagat raya, sang khalek yang tiada dua. Inilah kodrat
dari kehidupan di dunia.
Imam
Al-ghazali dalam satu riwayat menjelaskan tentan tamsilang kehidupan di dunia,
beliau berkata, kehidupan di dunia itu laksana di kejar harimau besar
dan kita berlari tak tau arah, sehingga kita mendapati sebatang pohon yang
sangat besar, dan di bawah pohon tersebut ternyata ada sebuah sumur, karena tak
sanggup lagi berlari, akhirnya kita mengikat seutas tali di dahan pohon
tersebut dan kita bermaksud untuk turun ke sumur menghindari kejaran harimau,
namun menakala baru setengah kita turun, terlihatlah ternyata ada dua buaya
yang sangat besar menanti di dalam sumur, sehingga kita terperangkap di
antaranya, dan ketika itu pula datanglah dua ekor tikus, yaitu tikus
putih dan tikus hitam yang keduanya menggigit tali tempat kita
bergantung secara bergantian tiada henti-hentinya, ketakutan pun semakin
menjadi-jadi, dikala ketakutan merasuk ke dalam jiwa yang sangat dalam,
ternyata di pohon tersebut ada sarang tawon yang cukup besar, dikala itu
jatuhlah setetes madunya ke mulut kita, terasalah nikmat yang tiada
tara, membuat kita lupa ketakutan akan kematian yang telah di depan mata. Inilah
tamsilan yang beliau uraikan.
Adapun
harimau besar itu adalah Malaikat Izrail, yaitu malaikat pencabut nyawa,
sedangkan dua buaya di dalam sumur ialah malaikat mukar & nakir
dalam kubur, tali di ibaratkan dengan nyawa, dua tikus hitam & putih
itu adalah siang dan malam yang selalu memendekkan umur kita,
adapun madu yang jatuh itulah kelezatan dunia, Inilah mengapa orang lupa
kepada kematian, kelezatan dunia, itulah yang membuat kematian seakan hanya
tipu belaka.
Beginilah
perbandingan hidup di dunia, mau, tidak mau yang namanya kematian pasti akan
menjumpai kita, meskipun kita berlari ke ujung dunia sekalipun.
Dalam
Sirah Nabawiyah di kisahkan, pada masa kekhalifahan Nabi Sulaiman as, dengan mukjizat
yang di karuniai ALLAH S.W.T beliau dapat berbicara dan juga memimpin seluruh
makhluk yang ada di dunia, baik itu dari jenis jin, hewan, juga manusia.
Pada
suatu ketika, datanglah seorang sahabat menjumpai beliau, sahabat tersebut
menanyai tentang seorang manusia yang marah, dan geram memandanginya, sahabat
tersebut bertanya, siapa dia itu wahai rasul ? setelah melihatnya, nabi
sulaiman memberi tau kepada sahabat yang menjumpainya, bahwa itu adalah malaikat
Izrail yang menyerupai sebagai manusia, maka takutlah sahabat tersebut dengan
sangat bersangatan, dia takut di cabut nyawa dari raganya, sehingga dia memohon
kepada Rasul agar beliau memerintahkan angin untuk menerbangkannya ke India,
dari baghdat ke india, sahabat tersebut menyangka bahwa dia tidak akan bertemu
lagi malaikat izrail di sana, manakala rasul memerintahkan angin untuk
menerbangkannya ternyata disana malaikat Izrail lebih dahulu menunggunya dan
mencabut nyawanya di India.
Kenapa
malaikat Izrail menakuti sahabat tersebut, karena ternyata di dalam buku
kematianya bahwa sahabat tersebut mati di india dalam beberapa menit lagi,
sedangkan sahabat tersebut masih di baghdat yang jaraknya masih sangat jauh
dari India, sehingga malaikat menakut-nakutinya, sehinga seperti di ataslah
cerintanya.
Inilah
bukti bahwa kemanapun kita lari, yang namanya mati pasti akan menjumpai kita
pada waktu dan tempat yang telah di tentukan.
Maka
dari itu, beramallah di dunia ini untuk menyiapkan perbekalan di negeri akhirat
kelah, bersiap-siap untuk safir yang panjang, maka selagi nyawa di kandung
badan, beramal, beramal, dan terus beramallah.
اِعْمَلْ لِدُنْيَكَ كًأنّكَ تَعِيْشُوْ اَبَدًا
وعمل لاخرتك كأنك تموت غدًا
Beramallah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selama-lama
Dan
Beramallah untuk akhiratmu seakan-akan kamu mati esok
Beramallah untuk duniamu
seakan-akan kamu hidup selama-lama, artinya beramal semata-mata untuk dunia
bisa di nanti-nantikan, anggap saja besok masih bisa, lusa masih bisa, karena
kita masih hidup. Tapi beramallah untuk akhiratmu seakan-akan kamu mati esok,
artinya jangan di nanti-nantiakn, langsung beribadah, karena sapa tau kita mati
nanti, mati esok, sehingga kita tidak mampu lagi beribadah.
Wallahu alam bissawab
0 Response to "KEMATIAN ADALAH SUATU KENISCAYAAN"
Post a Comment