MATILAH SETELAH MENEMUKAN
Imam al-ghazali
berkata, apabila kita ingin berjalan ke perjalanan rohani hingga alam barzah
untuk menuju surga, kita harus berhasil dalam 4 perkara :
1.
I’tikadun
shahih (I’tikad yang benar) punya akidah yang benar, yaitu I’tikan yang telah
di rekom oleh sekalian ulama, yaitu ahli sunnah wal jamaah.
Dalam kontek kemanusiaan, Manusia itu ada tiga macam dalam berI’tikad,
yang pertama mereka yang berI’tikad dengan I’tikaf yang benar, yang ke dua
mereka yang berI’tikad dengan I’tikad yang salah, dan yang terakhir mereka yang
tidak punya I’tikad.
Dalam kehidupan dewasa ini semua
masyarakat, khususnya masyarakat aceh di gundahi dengan banyaknya kalangan yang
berjalar untuk mendangkalkan a’kidah, meskipun pada dasarnya Pendakalan a’kidah
telah di masukkan dalam system pendidikan, di percaya ataupun tidak !!!. Namun hadirnya
Au-dec, bi-dec, pi-dec dan lain sebagainya memcinptakan kekhawatiran yang
bertambah lagi. Kristenisasi terselubung yang menyerang tanah islam semakain
menjadi-jadi, maka dari itu beri’tikadlah dengan I’tikad ahli sunnah wal
jamaah, dan berikan harga mati.
2.
Taubat
Nasuha, jadi jangan mati sebelum taubat nasuha, segera taubat, jangan di
nanti”, karena semua kita punya dosa, punya kesalahan, sebab kita bukanlah
utusan Allah yang ma’sum (terpelihara) dari dosa-dosa. So, segerakan untuk bertaubat,
berjuanglah untuk taubat sebelum ajal menjemput kita, sebelum kematian
menjemput senja kehidupan.
3.
Pastikan
kelepasan segala sangkut paut dengan manusia, baik itu tentang harta, ataupun
dosa berbuat kejahatan, maka pintalah kemaafan, jika harta, bayarlah, karena
itu adalah hablum minan nas, kita harus menyelesaikan semuanya sebelum kita
mati, karena itu adalah hubungan kita dengan manusia.
4.
Pastikan
kita senantiasa menuntut ilmu hingga kita mempunyai ilmu syariah yang memadai,
pastikan kita punya ilmu fardhu Ie’n, karena kejahilan adalah hal sangat
berbahaya. Satu riwayat menjelaskan, Ketika rasul kembali dari isra’ mi’raj, beliau
bercerita kepada para sahabat bahwa penghuni Negara yang paling bnyak adalah orang-oarang
miskin, hal itu membuat para sahabat takut, karena sahabat rasul adalah
kebanyakan dari kalangan miskin, lalu rasul menjelaskan bahwa miskin di sini
bukanlah miskin harta, melainkan miskin ilmu.
Adapun
ilmu yang paling pertama harus di pahami adalah Ilmu tauhid, karena ini adalah
ilmu keyakinan, kemudian ilmu fiqh, ini tentang hukum, agar kita tau tata cara
I’badah, ilmu akidah, sehingga kita punya hati yang indah, maka jauhi dirimu
dari penyakit hati, ujub, takabbur, ria, sombong dan lain sebagainya. Sebagaimana
orang tua Aceh mengajari kita lewat ca’ e nya :
“menyoe hana ilme tauhid salah ta
marid jeut ke kefe’
“menyoe hana ilme fiqah roeh ta
puebuet buet jahe”
“menye hana ilme tasaoef roeh ta
pajoeh bangke-bangke”
Inilah rangkaian
kalimat yang di citakan oleh orang aceh terdahulu untuk mengajari anak cucunya
di kemudian hari.
Dalam era medernisasi ini, Kita hidup dalam kuatnya arus kejahatan,
dimana arus yang kuat akan mengalahkan arus yang lemah, maka dari itu
kuatkanlah arus kebaikan agar dapat menggilas arus kejahatn, dengan cara
menghadiri majlis ta’lim dan lain sebagainya, agar umat islam dapat bersatu dan
kuat, sama seperti untaian bersatu kita teguh, bercerai kawin lagi, yang
maksudnya tetap bersatu agar kita kuat, dimana satu lidi sangat susah untuk
memukul lalat, tapi seikat lidi akan memudahkan kita memukul puluhan lalat.
Dalam kontek acaran islam ilmu itu terbagi atas 2 katagori, yang
pertama ilmu fardhu ien dan yang kedua
ilmu fardhu kifayah, kemudian ilmu fardhu kifayah di bagi lagi menjadi dua
pembagian, yaitu ilmu fardhu kifayah yang bersifat akhirat dan ilmu fardhu
kifayah yang bersifat dunia, keduanya sama-sama penting.
Ilmu fardhu kifayah yang bersifat akhirat adalah ilmu tafsir al-qur’an,
tafsir al-hadist dan lain sebagainya, sedangkan ilmu fardhu kifayah yang bersifat dunia adalah ilmu kedokteran, ilmu
pertanian, ilmu pertambangan, dan lain sebagainya. Ilmu fardhu kifayah harus
memadai terhadap kebutuhan dan jika tidak tercukupi maka semuana akan berdosa,
seperti dokter, dokter harus tersedia sesuai jumblah yang di butuhkan, jika
lebih tidak mengapa, tapi jika kurang maka itu membuat kita semua berdosa.
Namun kenyataan Sekarang ini, mendidik orag bukan lagi untuk melengkapi keperluan, atau
kebutuhan melainkan lebih kepada pemaksaan, atau ketidak layakan, maksudnya
begini, sekarang banyak mereka yang menggeluti suatu bidang di bayar (sogok)
untuk bisa lulus, hal ini akan berbahaya untuk generasi seterusnya, karena
pemaksaan dan pembohongan akan terjadi terus-menerus dalam jangka waktu yang
sangat panjang.
Maka dari itu, tuntutlah, gapailah empat perkara yang telah di
sebutkan di atas untuk mendapat ridha dan surga, karena kematian adalah hal
yang pasti, saat kita telah hidup maka wajib untuk mati, tanpa terkecuali,
hanya tentang waktu kapan dan dimana nyawa ini akan pergi meninggalkan raga,
meninggalkan tubuh yang kaku.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi saya sendiri, juga bagi mereka
yang membacanya,,, sekian dan terima kasih.
0 Response to "MATILAH SETELAH MENEMUKAN"
Post a Comment