HUKUM IKUT-IKUTAN (TAQLID) DALAM TAUHID
اذ كل من قلد فى التوحيد ايمانه لم يخل من ترديد
"Karena
orang ikut-ikut ilmu Tuhid
Iman
itu semua ragu tentang Tauhid"
Makna matan :
Karena bermula tiap-tiap (seseorang) yang taqlid
ianya (seseorang) pada ilmu tauhid itu bermula imannya (seseorang) itu tidak
sunyi ianya (seseorang) daripada keraguan
Penjelasan :
Mengapa makrifat Dzat Allah diwajibkan bagi setiap
manusia yang mukallaf? karena seseorang yang mentaqlid orang lainnya tentang
beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta'la. Maka iman orang tersebut senantiasa
didalam keraguan atau tidak yakin kepada Allah Ta'la. Dan apa saja yang terjadi
tentang perubahan pada alam ini. Maksud dengan taqlid adalah meng-ingtiqadkan
perkataan orang lainnya tanpa adanya dalil yang dapat menolak syubhat atau
pemahaman yang salah ketika berhadapan dengannya.
ففيه بعض القوم يحكي الخلفا و بعضهم حقه فيه الكشفا
"Satu kaum berpendapat padanya khilaf
kaum
yang lain dipastikan tidak khilaf"
Makna matan :
Tsabit padanya iman muqallid itu bermula sebagaiman
kaum itu menghikayat ianya sebahagian kaum aan khilaf dan bermula sebagaimana
mereka itu kaum itu mesti ianya (sebagaimana mereka itu) padanya iman muqallid
akan memada.
Penjelasan :
Dengan sebab menimbulkan keraguan-keraguan pada
muqallid maka berbedalah pendapat para ulam tentang sah iman si muqallid atau
tiadanya sah. Sementara satu kaum berpendapat dengan memada taklid seperti
(Pendapat imam) Taju As-Subki. Jadi kesimpulan khilaf ada enam :
- Tidak memada taqlid , artinya tidak sah taqlid, maka orang yang taqlid hukumnya kafir menurut pendapat imam sanusi dalam kitab al-Kubra.
- Memada dengan Taqlid beserta Maksiat, apakah muqallid itu ahli nadhar atau bukan.
- Memada Taqlid Beserta Maksiat, apabila dia ahlu nadhar padanya dan apabila dia bukan ahlu nadhar padanya maka tidak sah.
- Orang Taqlid al-Qur'an dan Sunnah al-Qat'i, maka sahlah imannya karena telah mengikuti sesuatu yang Qat'i.
- Memada Taqlid dan dia tidak maksiat, ahlu nadhar-lah ia atau bukan, maka orang yang ahlu nadhar padanya lalu tidak mendalami pada masalah tesebut maka ia telah membayarkan perkara yang lebih aula.
- Iman muqallid tetap sahih dan haram nadhar padanya, pendapat yang ke-enam ini masih pendapat yang belum bersih dari itiqad-itiqad falasafah dan paham fasid.
Dikutip dari Kitab : Syarah I'tiqad Al-Mukminin
Ahlusunnah wal Jama'ah
di Syarah oleh : Abu Hasanon bin Muhammad Tayid (Abu
Mudi)
di Terjemahkan oleh : Tgk. Habibie M. Waly
0 Response to "HUKUM IKUT-IKUTAN (TAQLID) DALAM TAUHID "
Post a Comment