TEKNOLOGI, BUMERANG UNTUK SOSIAL DAN KEBUDAYAAN
Dalam era modern ini, gedge adalah sesuatu yang tidak dapat di
pisahkan lagi dengan kebutuhan manusia, yaa,,, memang gedge sangat dapat
membantu untuk mendapatkan informasi dan bersosialisasi, bersilaturrahmi tanpa
harus mengunjungi. Namun gedge juga memaksa orang untuk janus face, two face
atau bermuka dua. Bisa jadi dalam bermasyarakat dia orang yang pendiam, tapi
dalam gedge/media sosoknya berubah menjadi pribadi yang berkoar-koar, seperti
anjing menggonggong kafilah berlalu.
Teknologi memang sangat membantu, tapi jangan sampai di perbudak
dan terperangkap dalam teknologi, menjadi jiwa robot yang tak punya perasaan,
acuh kepada keadaan sekitar. Tujuan pertama diciptakan teknologi agar dapat
membantu manusia meringankan dari perbudakan pekerjaan, namun kenyataan
sekarang justru manusia menjadi budak teknologi, ini lebih sadis dari sekedar
perbudakan pekerjaan. Jika begitu, maka teknologi yang seharusnya menjadi alat
kemanusiaan untuk melepaskan diri dari perbudakan kerja, justru berubah menjadi
suatu mekanisme yang memperbudak manusia sendiri (dehumanisasi). Bahkan tanpa
disadari, Sayapun mungkin salah satu di antaranya.
Sisi positif dari teknologi memang ada, banyak bahkan sangat banyak
karena itulah teknologi itu di ciptakan, dengan adanya teknologi, bentuk
komunikasi bisa bermacam-macam, dapat dilakukan di sosial media, email, menulis
ataupun dengan cara tradisional yaitu dengan berbicara langsung dan lain
sebagainya. Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman.
Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan
dan penyiaran. Komunikasi dapat berupa interaktif, transaktif, bertujuan
ataupun tidak bertujuan dan era ini manusia adalah makhluk sosial yang tidak
dapat di pisahkan lagi dengan teknologi, namun miris teknologi merubah manusia
dari makhluk sosial menjadi makhluk apatis, makhluk yang duduk bersebelahan
namun hanya diam, berjalan berdampingan, searah setujuan namun tak ada
kedekatan, bertatap di media lebih di damba daripada bertatap dengan yang ada
di depan mata, sungguh teknologi bumerang yang di rencanakan.
Teknologi gedge juga merubah jiwa regenerasi bangsa, merubah jiwa
anak-anak yang dulunya menyukai bermain bersama, bermain tradisional, belajar
berinteraksi, belajar berbagi, belajar menolong, kini semua berubah saat negara
api menyerang,,, eeepppp maaf, terbawa suasana, maklum saja, saya penikmat film
avatar saat masih keci. Tidak seperti anak kecil sekarang, dengan gedge di tangan,
mereka tidak pernah tahu bahwa dulu hari minggu adalah hari yang di tunggu,
bukan hanya karena libur, tapi sebab Lest and Go, Doraemon, Chibi Marukochan,
Power Panggel, Power Ranger, Dragon Ball, Power Ranger, dan banyak film-film
lainnya, dan anak-anak sekarang hanya tahu game online, COC atau tauran online,
tak salah jika anak-anak sekarang lebih suka tauran ketimbang menerjemah
pelajaran. Mereka lupa adat istiadat di tempat tinggal mereka, mereka lupa
kebudayaan dan kebiasaan di negeri mereka, mereka terus saja di rayu oleh
teknologi, hingga sosial hanya tinggal nama dari gelar manusia, tidak pernah
berbekas lagi dalam realita.
Teknologi juga merubah pola pikir remaja, dulu para remaja berfikir
bagaimana caranya menjadi dewasa, tapi sekarang remaja menjabarkan teknologi
sebagai ajang menuntut adegan dewasa, keperawanan seakan tak ada nilai, siapa
yang mengajarkan ???? Teknologi. Sekarang anak kecil saja sudah tahu kalau ibu
dan ayahnya bertengkar dia tidak akan mendapatkan pangeran kecil, ulah siapa
lagi kalau bukan teknologi. Mereka semua sudah sangat familiar dengan adegan
dewasa, familiar dengan percerayan, familiar dengan adegan yang tidak pernah
pantas untuk di saksikan, tapi teknologi mengajarkan mereka kesalahan, tak
salah jika teknologi adalah bumerang yang di rencanakan.
Yaaa, namun semua kembali pada hakikat dan dasar, teknologi memang
penting, ada banyak posisi negatif, juga tidak kurang posisi negatif, tapi
perubahan global yang dihadapi oleh bangsa ini jangan sampai membuat bangsa ini
semakin terlena. Kemajuan akan ilmu pengetahuan dan teknologi jangan sampai
membuat bangsa ini lupa akan budaya bangsa ini sendiri. Akan sangat disayangkan
apabila generasi muda terlalu terlena akan kemajuan teknologi yang berkembang
saat ini. Jangan sampai teknologi menguasai kita, namun bagaimana caranya agar
ilmu pengetahuan yang kita miliki dapat menaklukan teknologi dan mengembangkan
budaya bangsa.
Kemajuan teknologi memang sangat baik bagi setiap negara, namun
jangan sampai menjadi bumerang dan mengakibatkan keterpurukan bangsa.
Penyalahgunaan teknologi yang semakin marak membuat banyak khalayak
khawatir akan generasi muda saat ini. Karena pengguna teknologi saat ini adalah
kebanyakan dari generasi muda. Sebagai generasi muda, sudah selayaknya kita
bengkit dari keterlenaan ini dan menaklukkan teknologi. Jangan sampai kita
ditaklukkan teknologi. Takluk yang dimaksudkan adalah kita sebagai generasi
muda malah menjadi orang yang dekat dengan penyalahgunaan teknologi.
Semua kebijakan atau suatu perkembangan pasti diikuti sisi positif
dan negatif, termasuk dalam kemajuan teknologi dalam kehidupan kita. Dan
hendaknya kita sendiri yang mewaspadai fenomena yang terjadi supaya bisa
meminimalisir sisi yang negatif. Oleh karena itu untuk mencegah mengurangi
akibat negatif kemajuan teknologi.
Allah SWT menjadikan manusia di dunia ini sebagai hamba, QS.
Az-Zariyat 51 : 56 dan khalifah QS. Al-Baqarah 2 : 3, untuk memakmurkan dunia
ini. Sehingga segenap potensi, termasuk sains-teknologi, harus dimanfaatkan
untuk mengoptimalkan fungsi tersebut. Bukankah dengan bantuan teknologi ada
banyak hal yang dimudahkan seperti adanya pesawat memudahkan kita menunaikan
ibadah haji, adanya Gedge membuat kita lebih mudah bersilaturahim dan
menjadikan waktu lebih berkah. Teknologi adalah tools yang membantu mendekatkan
kita kepada Allah dalam meraih ridha-Nya. Namun semua tergantung bagaimana kita
mengartikannya.
Teknologi menjadi multi fungsi atau malah menjadi BUMERANG yang
hakiki.
0 Response to "TEKNOLOGI, BUMERANG UNTUK SOSIAL DAN KEBUDAYAAN"
Post a Comment