SKRIPSI PENGARUH PENGELOLAAN KOPERASI PONDOK PESANTREN TERHADAP PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA PARA SANTRI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Koperasi merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja sama memenuhi satu atau lebih kebutuhan ekonomi atau bekerja sama melakukan usaha, maka dapat dibedakan dengan jelas dari badan- badan usaha atau pelaku kegiatan ekonomi yang lebih mengutamakan modal. Dengan demikian koperasi sebagai badan usaha mengutamakan faktor manusia dan bekerja atas dasar perikemanusiaan bagi kesejahteraan para anggotanya. Meskipun koperasi merupakan kumpulan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, tetapi koperasi bukanlah badan amal.
Sebagaiman firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 2:
Artinya: dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya (Q.S. Al-maidah: 2)
Kerjasama dalam masyarakat modern telah nampak wujudnya dalam suatu jaringan sistem yang lebih kompleks. Bentu-bentuk ikatan persekutuan hidup telah berkembang dan menjadi lebih beragam. Kini kerja sama di samping memenuhi kebutuhan menjaga kelangsungan hidup dan rasa aman, juga untuk memperoleh kasih sayang dan persahabatan seperti dalam keluarga dan paguyuban, juga telah digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang diinginkan, seperti nampak organisasi-organisasi yang resmi yang bersifat mendidik.
Koperasi mempunyai tujuan yang utama ialah meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan anggota-anggotanya. Pada asasnya koperasi bukanlah suatu usaha yang mencari keuntungan semata-mata seperti halnya usaha-usaha swasta seperti firma dan perseroan akan tetapi mensejahterakan anggotnya, dalam hal ini dengan meningkatkan kegiatan-kegiatan koprasi.
Berbicara mengenai koperasi sangat berkaitan dengan wirausahawan, mengingat teori wirausaha sering kali belum mampu memberikan jawaban-jawaban yang memuaskan terhadap masalah- masalah yang dihadapi dalam menganalisis dan membangun koperasi, perlu disadari bahwa fakta menunjukkan organisasi organisasi koperasi hanya mencakup suatu bagian dari semua kegiatan ekonomi, dan koperasi akan dapat hidup hanyalah dalam kondisi yang sangat khusus.
Dalam GBHN 1988 dinyatakan “Bahwa koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat perlu terus didorong pengembangannya dalam rangka mewujudkan demokrasi ekonomi. Koperasi harus dapat berkembang menjadi lembaga ekonomi rakyat yang mandiri yang pertumbuhannya berakar di dalam masyarakat. Untuk itu perlu lebih ditingkatkan kesadaran, kegairahan dan kemampuan masyarakat luas untuk berkoperasi, antara lain melalui pendidikan, penyuluhan dan pembinaan pengelolaan koperasi. Selanjutnya untuk ditingkatkan partisipasi aktif anggota pada semua tingkat serta keterkaitan kelembagaan antara primer, pusat dan induk”.
Asumsi manusia rasional merupakan dasar dari pemikiran ekonomi, sehingga setiap kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia yang rasional akan berprinsip pada prinsip ekonomi yaitu menggunakan sumber yang terbatas untuk mencapai hasil yang maksimal. Terutama dalam koperasi adanya prinsip - prinsip yang diterapkan dalam sebuah koperasi. Untuk terlaksananya proses ekonomi dalam sebuah koperasi yang baik maka faktor lain yang sangat menentukan adalah terciptanya suatu koperasi dengan pengelolaan organisasi yang lebih efektif.
Selanjutnya, untuk keberlangsungan hidup masyarakat pondok (santri) mereka mempunya ide untuk membuat suatu usaha dengan tujuan mendidik santri untuk mempunyai jiwa usaha. Permaasalahan awal yaitu santri mempunyai keinginan untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan belajar berwirausaha, kemudian diciptakanlah koperasi pondok pesantren.
Koperasi pondok pesantren adalah sekumpulan para santiwan/santriwati yang bekerja sama untuk kepentingan mereka sendiri dan menggunakan modal mereka senidiri. Maka, dapat di artikan koperasi pondok pesantren mempunyai asas; dari santi, oleh santri dan untuk kesanti. Adapun pengelolan koperasi ini dikelola santri itu sendiri yang dipimpin oleh salah satu ketua dan di awasi oleh pengasuh pondok pesantren.
Di dalam koperasi pesantren perlu adanya pengelolaan yang baik, yang mana dalam kegiatan ekonomi ini santri ikut serta dalam mengelola proses ekonomi yang sedang berlangsung. Koperasi pesantren ini memberikan arahan bagi santri dalam kegiatan ekonomi dan kegiatan itu dijadikan media pendidikan bagi santri, tujuan ini memberikan arahan bagi santri tentang cara memilih berbagai alternatif yang dapat memuaskan kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Yang mana dengan adanya koperasi pesantren kebutuhan santri dapat terpenuhi dan koperasi pesantren menyediakan apa yang santri butuhkan tetapi bukan hanya pihak pesantren saja, koperasi pesantren ini memberikan kebebasan kepada masyarakat sekitar untuk melakukan kegiatan ekonomi sesuai dengan kebutuhan mereka.
Bila koperasi mempunyai keunggulan dalam menawarkan produk kepada anggotanya dibanding dengan non koperasi maka dengan sendirinya anggota akan bertransaksi dengan koperasi. Demikian halnya koperasi pesantren, jika koperasi mempunyai keunggulan dalam menawarkan alternatif investasi kepada investor, maka investor akan menanamkan dananya kedalam koperasi. Dengan demikian, anggota masyarakat dapat dianggap sebagai konsumen potensial atau investor potensial yang sewaktu-waktu dapat ditarik oleh unit ñunit usaha dalam rangka hubungan bisnis.
Koprasi mempunya sifat yang terbuka untuk umum Setiap orang tanpa memandang golongan, aliran, kepercayaan atau agama orang itu, dapat diterima sebagai anggota koperasi. Koperasi memang merupakan wadah persatuan orang-orang yang miskin dan lemah ekonominya untuk bekerja sama memperbaiki nasib dan meningkatkan taraf hidup mereka.
Jadi, dalam koperasi pesantren ini di samping tujuan yang ekonomis komersial, koperasi harus memperhatikan pula tujuan dan cita-cita sosialnya, terutama bagi anggota-anggotanya. Jadi seorang pengurus koperasi pesantren yang baik harus berusaha dan mampu memberikan pelajaran yang bersifat membentuk jiwa wirausaha dan fungsi sosial koperasi yang dipimpin dibawah naungan pengasuh pondok pesantren dan dijalankan oleh pengurus yang melibatkan semua santri secara baik dan berimbang, koperasi pesantren harus memperhatikan pendidikan anggota-anggotanya. Koperasi harus memperhatikan kesejahteraan serta kesehatan para anggotanya diantaranya para santri dan masyarakat sekitar yang selalu ikut serta dalam kegiatan ekonomi. Tegasnya koperasi pesantren adalah organisasi ekonomi yang berwatak sosial dan mendidik.
Salah satu koperasi yang mempuanyai latar belakang seperti uraian di atas adalah koperasi yang berada di Pondok Pesantren Ummul Ayman Desa Gampoeng Putoeh Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen, dan sekaligus menjadi alasan penulis menjadi tempat untuk diteliti.
Koperasi ini semula ide santri-santri untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, ide tersebut dilaksanakan dan dikembangkan oleh beberapa pengurus, mulai dari jual beli sandang pangan, hutang piutang dan lambat laut bisa memproduksi bahan mentah menjadi bahan pangan, oleh karena itu sedikit demi sedikit jiwa wirausaha tertanam dalam jiwa para santri.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengkaji permasalahan dan menuangkannya ke dalam bentuk skripsi dengan judul, “Pengaruh Pengelolaan Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Terhadap Pembentukan Jiwa Wirausaha Para Santri”.
B. Rumusan Masalah
Dalam penyussunan tugas akhir ini, penulis akan merumuskan masalah yang akan diteliti. Rumusan masalah yaitu:
a. Berapa besar pengaruh pengelolaan koperasi pondok pesantren (kopontren) terhadap pembentukan jiwa wirausaha para santri?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui realitas pengaruh pengelolaan koperasi pesantren dan koperasi terhadap pembentukan jiwa wirausaha para santri serta diharapkan santri benar-benar memahami bagaimana cara pengelolaan koperasi.
b. Terbentuknya jiwa usaha yang telah diterapkan di Koprasi Pondok Pesantren Ummul Ayman Desa Gampong Putoh Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen, dan penulis berharap santri putra maupun putri mendapatkan pengetahuan yang berharga bagi dirinya.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
a. Bagi Penulis, penelitian ini berguna untuk menambah dan memperluas ilmu pengetahuan khususnya tentang bagaimana pengaruh pengelolaan koperasi pesantren Pondok Pesantren Ummul Ayman Desa Gampong Putoh Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen terhadap pembentukan jiwa usaha para santri.
b. Bagi lembaga yang diteliti, penelitian ini berguna untuk memberikan masukan berdasarkan hasil penelitian dan memperluas landasan teoritis melakukan survey di lapangan sehingga dapat memberikan pengetahuan tentang koperasi.
c. Bagi pengurus dan pengawas, diharapkan dapat memberikan pembinaan kepada pengurus koperasi (santri) untuk senantiasa menjadikan koperasi sebagai media pendidikan bagi ekonomi para santri.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Kerangka Teori
a. Hakikat koperasi
Koperasi berasal dari perkataan ko/co dan operasi/operation, yang mengandung arti kerja sama untuk mencapai tujuan. Koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan, yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha, untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.
b. Landasan Koperasi
Indonesia adalah Negara hukum. Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Hukum melindungi kepentingan segenap warga Negara dan mengatur hubungan satu terhadap yang lain, agar terjalin dalam keserasian serta ketertiban.
Dalam seluruh sistem hukum di Indonesia, koperasi telah mendapatkan tempat yang pasti. Karena itu landasan hukum koperasi di Indonesia sangat kuat. Sementara bangun usaha bukan koperasi masih mengikuti warisan sistem hukum lama peninggalan belanda yaitu hukum dagang dan hukum perdata, koperasi telah memiliki undang-undang sendiri. Namun demikian, perlu dipahami bahwa perubahan sistem hukum dapat berjalan lebih cepat dari perubahan alam pikiran dan kebudayaan masyarakat sehingga koperasi dalam kenyataan belum berkembang secepat yang kita inginkan meskipun memiliki landasan hukum yang kuat.
c. Bentuk Koperasi
Dalam PP No. 60 Tahun 1959 (pasal 13 Bab IV) dikatakan bahwa yang dimaksud dengan bentuk koperasi ialah tingkat-tingkat koperasi yang didasarkan pada cara-cara pemusatan, pengaabungan dan perindukannya.
Berdasarkan ketentuan tersebut, maka terdapatlah 4 bentuk koperasi yaitu:
1. Primer
2. Pusat
3. Gabungan.
4. Induk.
d. Partisipasi Anggota Pada Koperasi
Bila dipandang dari segi dimensinya, partisipasi terdiri atas:
1. Partisipasi dapat dipaksakan dan dapat pula sukarela, jika tidak dipaksakan oleh situasi dan kondisi maka partisipasi yang dipaksakan tentu tidak akan cocok dengan prinsip koperasi keanggotaaan terbuka dan sukarela serta manajemen yang demokratis. Oleh karena itu partisipasi yang tepat pada koperasi adalah partisipasi yang bersifat sukarela.
2. Partisipasi dapat formal dan dapat pula informal. Pada partisipasi yang bersifat formal, biasanya telah tercipta suatu mekanisme formal dalam pengambilan keutusan, tetapi dalam partisipasi yang bersifat informal biasanya hanya terdapat persetujuan lisan antara atasan dan bawahan mengenai bidang partisipasi.
3. Partisipasi bisa bersifat lansung dan bisa bersifat tidak langsung. Partisipasi langsung terjadi apabila setiap orang dapat mengajukan pandangan, membahas pokok persoalan, mengajukan keberatan terhadap keinginan orang lain atau terhadap ucapannya. Sedangkan dalam partisipasi tidak langsung akan ada wakil yang membawa aspirasi orang lain.
4. Partisipasi pada koperasi dapat berupa partisipasi kontributif dan dapat pula berupa partisipasi insentif. Kedua partisipasi tersebut timbul sebagai akibat peran ganda anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pelanggan.
B. Manajemen dan pengelolaan Koperasi
Koperasi sebagai bentuk badan usaha yang bergerak dibidang perekonomian, mempunyai tatanan pengelolaan yang berbeda dengan badan usaha non koperasi, perbedaan tersebut bersumber pada asas koperasi yang bersifat demokratis, dimana penggelolaanya adalah dari, oleh dan untuk anggota.
Oleh karena itu dalam tatanan management koperasi dikenal adanya rapat anggota, pengurus, badan pemeriksa dan manager.
Menurut The Contemporary Business Dictionary, manajemen mempunyai dua makna, yaitu pertama, proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan perusahaan untuk mencapai sasaran tertentu; kedua, para pemimpin perusahaan. Dalam buku ini digunakan istilah manajemen menurut pengertian yang pertama.
Fungsi manajemen menurut George R. Terry adalah sebagai berikut.
1. Perencanaan (planning)
2. Pengorganisasian (organizing)
3. Pelaksanaan (actuating)
4. Pengawasan (controlling)
C. Perbedaan koperasi dengan badan usaha lain.
Dalam ilmu ekonomi, koperasi termasuk badan usaha yang berbentuk badan hukum. Akan tetapi koperasi memiliki ciri tersendiri yang berbeda dengan badan-badan usaha lain, antara lain:
a. Koperasi:
1. Tidak mencari keuntungan sebesar-besarnya. Maksud pertama adalah memperbaiki kesejahteraan anggota (benefit associatin).
2. Orang (anggota) yang diutamakan modal hanya sebagai alat.
3. Keuntungan dibagi menurut jasa anggota terhadap terjadinya keuntungan itu.
4. Anggota mempuyai hak suara yang sama (demokrasi)
5. Modal koperasi berubah-ubah, bergantung pada keluar masuk anggota
6. Bekerja secara terang-terangan sehingga dapat diketahui.
b. Badan usaha lain:
1. Mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit association).
2. Uang (modal) diutamakan, orang (anggota) faktor kedua.
3. Modal berkuasa dan keuntungan dibagi menurut besarnya modal.
4. Hak suara bergantung besarnya modal yang dimiliki
5. Modal badan usaha tetap.
6. Merahasiakan cara bekerjanya supaya dapat keuntungan.
D. Pondok Pesantren
a. Pengertian Pondok Pesantren
Kata Pondok mengandung makana, bangunan utuk tempat sementara, biasanya didirikan diladang sawah, hutan dan sebagainya.
Dalam perkembangan selanjutnya kata pondok dapat berarti bangunan tempat tinggal yang berpetak-petak, berdinding bilik, beratap rumbia untuk tempat tinggal beberapa anggota.
Sementara itu kata pesantren berasal dari kata santri. Kata santri yang berarti “orang yang mendalami ilmu agama islam atau juga orang yang beribadat dengan bersungguh-sungguh dan biasa disebutn dengan oarang uang saleh”. Dari kata santri, diberi awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi “pesantrian” atau “pesantren” yang artinya tempat untuk tinggal dan belajar para santri.
b. Sistem Pendidikan pondok pesantren
Sebagai lembaga pendidikan yang mempunyai ciri-ciri tersendiri, pesantren memiliki tradisi keilmuan seperti lembaga-lembaga lain. Pesantren pada dasarnya adalah sebuah lembaga pendidikan, walaupun ia mempunyai fungsi tambahan yang tidak kalah pentingnya dengan fungsi pendidikan tersebut.
Berdaasarkan Peraturan Menteri Agama RI No. 3 Tahun 1979 tentang pemberian bantuan pada Perguruan Agama Islam pasal 2 ayat 2 (dua) telah disebutkan bahawa:
“Pondok pesantren yaitu: lemabaga pendidikan agama islam yang diasuh oleh seorang kyai dan yayasan atau organisasi dengan sistem asrama pengajaranya dalam bentuk sekolah/madrasah dengan masa belajar yang disesuaikan jenis tingkatan sekolah atau progam kitab disesuiakan dan diselesaikan, serta menjadikan masjid sebagi pusat kegiatan”
Menurut Moses Caesar Assa pendidikan Ponpes sebagian besar dari Sistem Pendidikan Nasional, ponpes pendidikan didukung oleh 3 unsur utama, yaitu:
1. Kyai sebagi pendidik sekaligus pemilik pndok dan santri.
2. Kurikulum pondok pesantren.
3. Sarana peribadatan dan pendidikan,
E. Kewirausahaaan (Entrepreneurship)
a. Definisi Wirausaha (Entrepreneur)
Wirausaha dan kewirausahaan (Entrepreneur) merupakan istilah yang masih baru di Indonesia. secara historis kewirausahaan ini mulai diperkenalkan pada abad ke-18 di prancis oleh richard cantillon. Pada periode yang sama di inggris juga sedang terjadi revolusi industri yang melibatkan sejumlah wirausaha.
Kata wirausaha atau “pengusaha” diambil dari bahasa Perancis “entrepreneur” yang pada mulanya berarti pemimpin musik atau pertunjukan. Dalam ekonomi, seorang pengusaha berarti orang yang memiliki kemampuan untuk mendapatkan peluang secara berhasil.
Pengertian kewirausahaan itu sendiri berkembang sejalan dengan evolusi pemikiran para ahli ekonomi di dunia barat, kemudian menyebar ke negara-negara lain termasuk Indonesia. di negara kita sendiri konsep entrepreneurship tersebut dialih bahasakan sebagai keriraswastaan atau kewirausahaan, sementara entrepreneur sebagai wirausaha.
b. Urgensi pendidikan kewirausahaan
Pengembangan entrepreneurship (kewirausahaan) adalah kunci kemajuan. Mengapa? Itulah cara mengurangi jumlah pengangguran, menciptakan lapangan kerja, mengentaskan masyarakat dari kemiskinan dan keterpurukan ekonomi. Lebih jauh lagi dan politis, meningkatkan harkat sebagai bangsa yang mandiri dan bermatabat.
Dalam ranah pendidikan, persoalanya menyangkut bagaimana dikembangkan praktis pendidikan yang tidak hanya menghasilkan manusia yang trampil dari sisi ulah intlektual, tetapi juga praksis pendidikan yang inspiratif pragmatis. Praksis pendidikan, lewat kurikulum, sistem dan penyelenggaraanya harus serba terbuka, eksploratif dan membebaskan. Tidak hanya praksis pendidikan yang link and match (tanggem), yang lulusanya siap memasuki lapangan kerja, tetapi juga siap menciptakan lapangan kerja.
F. Kerangka Berpikir
Pengelolaan Koperasi yang melibatkan santri ini pada hakikatnya merupakan sesuatu upaya bantuan untuk menambah pengetahuan santri, baik putri maupun putra yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, baik berupa teori maupun prakteknya dalam pengelolaan koperasi.
Koperasi yang ada di Pesantren Ummul Ayman ada beberapa macam, ada koperasi putri yang pengelolaan koperasinya dikelola oleh santri putri maupun koperasi yang ada disantri putra pengelolaan koperasinya dikelola oleh santri putra tetapi dibawah bimbingan pengasuh dan pengurus pondok yang bersangkutan.
G. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka fikir yang telah dikemukakan, maka dirumuskan hipotesis terhadap masalah yang dikaji. Adapun yang menjadi hipotesis penelitian ini, yakni terdapat pengaruh pengelolaan koperasi pesantren Ummul Ayman terhadap pembentukan jiwa wirausaha para santri. Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah diuraikan diatas, maka diajukan penelitian sebagai berikut:
Ha : Terdapat pengaruh dalam pengelolaan koperasi pesantren terhadap pembentukan jiwa wirausaha para santri
Ho : Tidak terdapat pengaruh dalam pengelolaan koperasi pesantren terhadap pembentukan jiwa wirausaha para santri
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode penelitian merupakan strategi umum yang dipakai dalam pengumpulan data dan menganalisis data yang diperlukan guna menjawab permasalahan yang dihadapi, penggunaan metode ini dimaksudkan untuk menemukan dan mengumpulkan data yang valid, akurat, serta signifikan dengan masalah yang diangkat, sehingga diperlukan sebagai pengungkapan masalah yang dipakai.
Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan deskriptif kuantitatif, Kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
B. Tempat Penelitian
Tempat yang menjadi objek penelitian adalah Koperasi Pondok Pesantren Ummul Ayman Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen Provinsi NAD.
Penulis akan melakukan wawancara dengan Ketua Koperasi untuk melihat situasi Koperasi Pesantren Ummul Ayman dan memperoleh data mengenai sejarah, latar belakang, struktur organisasi, tugas dan fungsi, tata tertib, program kerja, keadaan wilayah, dan keterangan-keterangan mengenai kondisi Koperasi seperti keadaan pembeli, karyawan, santri yang terlibat dalam pengelolaan Koperasi.
C. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini, tujuan yang penulis inginkan yaitu: penelitian akan diarahkan pada terwujudnya suatu deskripsi yang mengungkapkan secara faktual tentang pengaruh pengelolaan koperasi pondok pesantren (kopontren) terhadap pembentukan jiwa wira usaha para santri dan apa manfaat yang diperoleh para santri setelah mengikuti anggota koperasi.
D. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah semua santri Pondok Pesantren Ummul Ayman. Sedangkan sampel yang penulis gunakan adalah anggota koperasi Maisarah. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan cara quota sample yaitu cara mengumpulkan data dan peneliti menghubungi subjek yang memenuhi persyaratan ciri-ciri populasi, dan yang dihubungi adalah subjek yang mudah ditemui. Penulis memilih sampel dari santri putra maupun putri dengan berbagai kalangan yang berjumlah 60 orang, diantaranya 30 santri putri dan 30 santri putra.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data untuk kepentingan ini, penulis akan menggunakan teknik Dokumentasi, Angket.
a. Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Penulis mengumpulkan data-data dengan meneliti data-data yang telah di dokumentasikan oleh pihak koperasi seperti data statistik grafik, dokumen-dokumen penting, peraturan-peraturan, dan lain-lain.
b. Angket
Angket, adalah daftar pertanyaan atau pernyatan yang dikirimkan kepada responden baik secara langsung atau tidak langsung. Angket ini berisi pertanyaan dengan jawaban alternatif yang berkenaan dengan pengaruh Pengelolaan Koperasi Pesantren terhadap pembentukan jiwa wirausaha santri.
c. Observasi
Merupakan suatu metode pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung (tanpa alat) terhadap gejala objek yang di teliti, baik yang dilakukan dalam situasi sebelumnya maupun dalam situasi yang khusus diadakan.
F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
a. Teknik Pengolahan Data
Dari jawaban yang telah diberikan oleh responden kemudian dikompilasi secara sistematik sesuai dengan metode statistik, tentang judul skripsi ini yang penulis buat yang terdiri dari beberapa pertanyaan yaitu, yang berkenaan dengan pengaruh pengelolaan koperasi pondok pesantren terhadap pembentukan jiwa wira usaha para santi. Dengan jumlah pertanyaan 20 soal.
Angka- angka yang diperoleh dari perhitungan nilai skor yang telah dihitung tersebut kemudian penulis susun melalui beberapa uji dengan progam SPSS.
Adapun perhitungan skor rata-rata dengan ketentuan sebagai berikut;
Jawaban positif
a. jawaban option SS (Sangat Setuju) skor nilai 4
b. jawaban option S (Setuju) skor nilai 3
c. jawaban option TS (Tidak Setuju)skor nilai 2
d. jawaban option STS (Sangat Tidak Setuju) skor nilai 1
Dari hasil-hasil yang ada, penulis membagi dua menjadi nilai variabel (X) pengaruh pengelolaan koperasi pesantren. Dalam hal ini penulis membagi variabel menjadi tiga variabel yaitu: X1 (planning), X2 (organizing), X3 (actuating) dan X4 (controlling). Dan nilai yang dipengaruhi yaitu variabel (Y) adalah pembentukan jiwa wirausaha para santri, nilai variabel X dan Y kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk susunan angka-angka statistik.
Setelah ditemukan hasil perhitungan data yang disusun dalam bentuk angka-angka statistik tersebut, selanjutnya menganalisis data, yang merupakan suatu cara yang digunakan untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami oleh orang yang meneliti, tapi juga oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian.
G. Teknik Analisis Data
Analisis untuk mengetahui pengaruh pengelolaan koperasi pondok pesantren (kopontren) terhadap pembentukan jiwa wirausaha para santri dengan menggunakan analisis:
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui validitas butir- butir pertanyaan. Uji ini pada progam SPSS dapat dilihat pada kolom corrected item-total correlation yang merupakan nilai r hitung untuk masing-masing pertanyaan. Apabila r hitung berada di bawah 0,05 berarti valid.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama, untuk menghitung reabilitas di lakukan dengan koefisien Croanbach Alpha. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach alpha > 0,60
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan dengan metode regresi berganda, maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
a. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model regresi dinyatakan tidak ada multikolineritas jika nilai VIF kurang dari 10.
b. Uji Autokorelasi
Uji ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara faktor pengganggu yang satu dengan lainnya. Tes Durbin Watson dapat digunakan untuk menguji ada tidaknya autokorelasi.
c. Uji Heteroskedasitas
Uji Heterokedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varians.
Dasar analisis:
a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang) melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng (bell shaped). Data yang baik adalah data yang mendekati distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau kekanan.
Uji normalitas juga dapat diuji melalui normal probability plot. apabila grafik menunjukkan penyebaran data yang berada disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas.’
H. Pengujian Hipotesis
a. Analisis Regresi Berganda
Untuk menguji hipotesis digunakan alat uji statistik yaitu deskriminasi analisis. Alasan yang mendasari penggunaan alat statistik ini karena penelitian ini menguji objek yang mempunyai dua katagori mutual eksklusif berdasarkan bebberapa variabel independen. Persamaan regersi yang digunakan adalah :
Y = a+b1 X1 + b2 X2+b3 X3 +b4 X4 + e
Dimana :
Y = pembentukan jiwa wirausaha para santri
A = konstanta interception
b= koefesien regresi yaitu besarnya perubahan yang terjadi pada Y jika suatu unit perubahan pada variable bebas (variable X)
X1 = planning
X2 = organizing
X3 = actuating
X4 = controlling
e = kesalahan random
b. Uji T (Uji Parsial)
Adalah uji yang di gunakan untuk menyatakan signifikan pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat, langkah-langkah:
1. Menentukan hipotesis nihil dan alternatif.
Ha :b1,b2,b3,b4 ≠ 0 (ada pengaruh yang signifikan antara pengelolaan koperasi pondok pesantren (kopontren) terhadap pembentukan jiwa wirausaha para santri).
Ho :b1,b2,b3,b4 = 0 (tidak ada pengaruh yang signifikan antara pengelolaan koperasi pondok pesantren (kopontren) terhadap pembentukan jiwa wirausaha para santri).
2. Menentuksn level of significant (Ó = 0,05)
3. Kriteria pengujian
Pengujian dengan tingkat signifikan sebesar 0,05 dan degree of freedom (dk): n-k, maka diperoleh nilai t. Langkah selanjutnya adalah membandingkan antara t tabel dengan t hitung . Apabila jika t hitung lebih kecil dari t tabel maka Ho diterima, artinya masing-masing variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan nilai variabel dependen. Apabila t hitung lebih besar dari t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya masing-masing variabel independen berpengaruh signifikan terhadap perubahan nilai variabel dependen
4. Perhitungan nilai t
Dimana:
B = koefisien regresi dari variabel (X)
Sb1 = standar error koefisien regresi
5. Kesimpulan
Dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel dapat diketahui pengelolaan koperasi pondok pesantren (kopontren) terhadap pembentukan jiwa wirausaha para santri.
c. Uji F (Simultan)
Digunakan untuk mengetahui signifikasi pengaruh antara empat variabel bebas (planning, organizing, actuating, controlling) terhadap variabel terikat (pembentikan jiwa wirausaha) secara bersama-sama, sehingga bisa diketahui apakah dengan yang sudah ada dapat diterima atau ditolak. Apapun criteria pengujiaannya adalah sebagai berikut:
1. Ho : b1=b2=b3=b4 = 0 artinya bahwa pengelolaan koperasi pondok pesantren (kopontren) secara bersama- sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan jiwa wirausaha para santri.
2. Ha : b1≠b2≠b3≠b4 ≠ 0 artinya bahwa pengelolaan koperasi pondok pesantren (kopontren) secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan jiwa wirausaha para santri.
3. Menentukan level of signifikan α = 0,05
4. Kriteria yang digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:
Ha = diterima apabila F-hitung ≤ F-tabel
Ho = ditolak apabila F-hitung > F-tabel
5. Kesimpulan
Dengan membandingkan F hitung dan F table diketahui pengaruh tingkat motivasi kerja Islam dan budaya kerja Islam terhadap produktivitas kerja.
I. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah di antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen. Untuk menjelaskan aplikasi dengan menggunakan program SPSS.
DAFTAR PUSTAKA
Algifari, Analisis Regresi, Yogyakarta : BPFE UGM, 2000.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta, 2002, Cet. V
Departemen Pendidikan, Kamus Besar Bahasa Indonesia , Jakarta: Balai Pustaka,1988
Dhofier, Zamakhairi, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, Jakarta: LP3ES, 1985
Firdaus, Muhammad, Perkoperasian, Bogor : Ghalia Indonesia, 2004
Forum Mangunwijaya v dan VI, Membentuk Jiwa Wira Usaha, Jakarta, PT. Kompas Media Nusantara, 2012
Ghozali, Imam, aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS, Semarang, Badan: Penerbit Undip, 2002
Hadi, Amirul, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung : Pustaka Setia, 1998, Cet. I
Harsoyo, Ideologi Koperasi Menatap Masa Depan, Yogyakarta : Pustaka Widyatama, 2006, Cet 1
Hasan, Iqbal, Pokok-Pokok Materi Statistik, Jakarta: Bumi Aksara, 2003
Hendar, Ekonomi Koperasi, Jakarta: FE-UI,1999
Hendrojogi. Koperasi,Asas-asas, Teori dan Praktek, Jakarta : Raja grafindo Persada, 2002, cet 5.
http://studikustatistik.wordpress.com/2008/09/23/uji-normalitas-data-kolmogorov- smirnov-one-sample-kolmograv-smirnov-test/, Before Uji Asumsi Klasik (classic assumption test).
http://www. arti pengertian definisi fungsi dan peranan koperasi Indonesia dan dunia ilmu ekonomi koperasi.com.
http://www.koopguru.com.my/definisi.asp.
Margono, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2004 Cet. 4
Nazir, Moh., Metode Penelitian, Jakarta Timur : Ghalia Indonesia, 1988 Cet. 3
Nisfiannoor, Muhammad, Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial,
Jakarta:Salemba Humanika, 2009
Nunus Supardi, “Sistem Pendidikan Pondok Pesantren” Dalam Pearan Pondok
Pesantren Dalam Menanamkan Apresiasi Kesenian, jakarta: 2007
Nurdin, Bahri , Perkenalan Dengan Beberapa Konsep Ekonomi Koperasi, Jakarta : Fakultas Ekonomi UI, 1993Pandji Anoraga dan Ninik Widayanti, Dinamika Koperasi, Jakarta : Rineka Cipta, 2003 cet. 4
Purwoto, Agus, Panduan Laboratorium Statistik Inferensia, Jakarta:PT Grasindo
Santoso, Singgih, Statistik Multivariat, Jakarta:PT Elex Media Komputindo, 2010
Sartika Partomo, Titik, Ekonomi Dan Koperasi, Bogor : Ghalia Indonesia, 2004 cet 2.
Singgih Santoso, Statistik Nonparametrik, Jakarta:PT Elex Media Komputindo, 2010
Suridjo, Marwan, dkk. Sejarah Pondok Pesantren, Jakarta: Dharma Bhakti, 1979
Swasono, Edi, Mencari Bentuk, Posisi Dan Realitas Koperasi Didalam Orde
Ekonomi Indonesia, Jakarta : UI Press, 1987, cet 3.
U. Purwanto, Petunjuk Praktis Cara Mendirikan Dan Mengelola Koperasi Di
Indonesia, Semarang: CV. Aneka Ilmu, 1985, cet 1
Umar, Husain, Research Method in Finance and Branking, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum, 2000
Wibowo, Agus, Pendidikan Kewirausahaan (Konsep Dan Strategi), Yogyakarta; Pustaka Belajar, 2011
Widiyanti, Ninik, Koperasi Dan Perekonomian Indonesia, Jakarta : Bina Aksara, 1989
PLAGIAT
ReplyDeleteBan IV nya mana ya ?
ReplyDelete