Mendunianya “Om Telolet Om” menjadi aroma baru yang dibaluti
kebahagiaan yang di dapatkan muda-mudi, kicauan-kiacauan twiter baru-baru ini
dipenuhi dengan “Om Telolet Om”, begitu juga halnya dengan media sosial
lainnya, baik itu facebook, instaram, line, dan lain sebagainya. Namun
mirisnya, ada saja yang sepertinya tidak pernah senang dengan kebahagiaan orang
lain, meskipun bersumber dari hal yang sangat sederhana seperti suara klekson “Telolet”.
Mereka yang pura-pura pintar itu terus menganalisis kata “Om Telolet Om” dengan
ilmu cocokologinya yang diharapkan hasilnya akan memisahkan umat, atau membuat
pertengkaran dalam sesama.
Mereka yang tidak mendapatkan kesenangan menulis seperti ini:
“Om berasal dari bahasa bali kuno yang berarti Tuhan, Telolet
berasal dari bahasa Swahili yang berarti Yahweh. Om Telolet Om maka kalian
sedang menyebut tuhan orang yahudi.”
“Om adalah aksara suci untuk sang hyang widhi, tuhan orang hindu,
yang kalau di ucapkan lengkap menjadi “om swastiastu”. “Telolet” sinonim dari
terompet, yaitu ciri khas alat ibadah orang yahudi.”
“Telolet” dalam bahasa imbrani kuno (old hebrew) dapat dibagi
menjadi 2 kata, pertama Tele’o yang berarti sumpah dan Olet yaitu salah satu
dewi penghancuran dalam mitologi masyarakat mesopotamia.”
“Om” dalam bahasa dzongka kuno berarti memuja/menyembah, telolet
berarti pohon, berarti Om Telolet Om artinya mari menyembah pohon.”
Di lihat dari tulisan di atas saja, sudah jelas adanya ketimpangan
antara penulis yang satu dengan penulis lainnya, itu berarti ilmu cocokologi
yang mereka punya memang tidak sama, ataupun katakan saja itu benar, semua yang
mereka tulis, tapi tetap saja tidak berarti demikian, karena beda negara beda
kata, beda arti, semua beda.
Karena jika ingin di tinjau secara bahasa ataupun pengucapan, kita
juga mengenal istilah “Mustarak” (satu lafal banyak makna) dan “Taraduf” (satu
makna banyak lafal), seperti kata “tahu” boleh berarti “mengetahui” boleh juga
berarti tahu “makanan”, jadi itu semua tergantung pada si pengucap dan
penempatannya.
Nah, jika berbicara tentang om telolet om, tetap saja ini berarti “OM”
sebutan untuk supir Bus, “Telolet” adalah bunyi klekson yang di mainkan Om
supir bus, mau arti telolet itu pohon, dewi, atau apalah kata mereka, tetap
saja tidak merubah apapun bahwa Telolet di sini berarti bunyi klekson.
Atau jikapun iya kata “OM” berarti memuja/ aksara suci/ tuhan,
bagaimana tentang pemanggilan Om kepada saudara ibu/bapak yang lebih tua, apa
itu juga harus diganti, atau harus bagaimana ??? bingung kan ??? sama :D
Jadi intinya janganlah semua hal di pelintirkan, di analisi pakai
ilmu cocokologi yang tidak jelas sumbernya, karena ini sebenarnya hal yang
sederhana, “Onanni Motivasi” yang di lakukan oleh kaula muda untuk mendapatkan
kebahagiaan dari suara yang sangat sedehana “telolet”.
Bukan itu saja, sebenarnya kami juga sudah muak mendengar kegaduhan
politik di berbagai pelosok, mulai dari Jakarta yang membela “penista”, Aceh
dengan perang saudara, dan banyak lagi bagian lainnya, belum lagi tentang
persidangan jessika yang tidak pernah wisuda hahaha, dan biarkan kami dengan
kegaduhan “Om Telolet Om” dan kalian terus saja dengan kegaduhan kalian dalam
politik yang inti sebenarnya yaitu konsolidasi “asoe pruet”, hanya saja kalian
bermain dalam angin surga, menipu dalam kata bahagia.
“Om Telolet Om”
Kebahagiaan itu sederhana,
Sesederhana anak-anak kecil yang bertebaran di pinggir jalan,
Mencari sebuah suara kegembiraan,
Raut wajah yang tersenyum,
Memancarkan kegembiraan penuh keikhlasan,
Ntah mengapa, hal seperti itu dapat menghadirhan kebahagiaan yang
begitu mudah,
Dan akupun teringat pada diri sendiri,
Mengikuti anak-anak kecil itu,
Berhamburan di tepi jalan,
Mendengar suara seseorang yang dirindukan datang jelas menujuku,
Nyatanya, memang sesederhana itulah kebahagiaan.
“Telolet” nyanyian kebahagiaan.
Bireuen, 22 Des 2016
0 Response to "VIRALNYA "OM TELOLET OM""
Post a Comment