KRITERIA AHLI SUNNAH WAL JAMA’AH (FI MAHABBAH)
Sebelum kita membahas tiga (3)
kriteria Ahli Sunnah Wal Jama’ah (Sunni), terlebih dulu kita harus mengetahui
apa itu Ahli Sunnah wal Jama’ah. Yang di maksud Ahli Sunnah yaitu semua orang
yang mengikuti Sunnah Nabi Muhammad S.A.W, sedangkan yang di maksud Jama’ah
adalah semua orang yang mengikuti Keluarga dan Shahabat Nabi, jadi Ahli Sunnah
Wal Jama’ah yaitu orang-orang / golongan yang mengikuti Nabi dan Para Shahabat
nabi.
Sesungguhnya, nama Ahlussunnah Wal
Jamaah itu telah diperkenalkan secara umum oleh Rasulullah sesuai kandungan
Alquran, namun nama Ahlussunnah Wal Jamaah pada waktu itu belumlah populer
sekali. Dalam perkembangan selanjutnya, Islam berkembang luas dan akidah
Islamiyah mulai dipersoalkan, terutama oleh para ahli logika yang baru masuk
Islam, atau ahli-ahli Manthiq yang masih amat kental dengan kemusyrikannya.
Pada
fase itu, maka muncullah tokoh-tokoh islam yang mulai menyusun sistematika Ahli
Sunnah wal Jama’ah untuk mematahkan hujjah-hujjah para penghujat pada saat itu.
Adapun pelopor Ahli Sunnah Wal Jama’ah yang paling masyhur adalah Dua Imam
Islam, yaitu Imam Abu Hasan Al Asy’ari dan Imam Abu Mansur Al Maturidi.
Adapun
ke dua imam ini mempunyai perbedaan Mazhab, Imam Abu Hasan Al Asy’ari bermazhab
Syafi’I sedangkan Imam Abu Mansur Al
Maturidi bermazhab Hanafi.
Nama
lengkap Iman Al-Asy’ari adalah Abu Hasan ‘Ali bin Isma’il al-Asy’ari. Lahir di
Bashrah pada 260 H/874 M dan wafat pada 324 H/936 M. Beliau adalah satu
keturunan sahabat Nabi saw yang bernama Abu Musa al-Asy’ari.
Nama
Lengkap Imam al-Maturidi adalah Muhammad bin Muhammad bin Mahmud Almaturidi.
Beliau lahir di Maturid, dan meninggal di Samarkand pada 333 H/944 M. Nama
Maturidi sebenarnya dinisbahkan kepada daerah kelahirannya.
Kembali
ke judul, setelah kita Tahu pengertian Ahli Sunnah Wal Jama’ah dan siapa
Pelopornya, Maka sekarang kita akan membahas tentang Tiga (3) Tanda Ahli Sunnah
Wal Jama’ah (Fi Mahabbah), :
1. (Mahabbah)
Cinta Kepada Allah S.W.T
Arti cinta Kepada Allah
Yaitu mengerjakan seluruh perintahNYA dan meninggalkan seluruh laranganNYA. Tidak
lepas dari itu Rukun Iman juga tertera di dalamnya. Ya rukun Iman yang Enam
(6), mungkin ini tak perlu lagi di bahas, sebab sejak kecil kita telah mengenal
dan memahaminya, jika ada yang tidak paham, maka mulailah mendekat ke Majlis Ta’lim/
pengajian sebab membaca sahaja tidak cukup untuk mengetahuinya, tanpa guru.
2. (Mahabbah)
Cinta kepada Rasulullah S.A.W
Cinta kepada Rasul
berarti mengikuti segala syariah yang di bawa oleh rasul, mengaplikasikan
setiap tingkah laku Rasul, Baik itu perbuatan, Perkataan, dan Juga persetujuan
Rasul. Tak lepat dari itu, Beselawat juga merupakan bentuk Cinta kita kepada
Rasulullah, memperingati hari kelahiran Rasul, bentuk Cinta yang begitu
mendalam, sebab Rasul juga telah memperingati hari Ulangtahunnya yaitu dengan
Berpuasa Senin kamis, senin untuk memperingati hari kelahiran beliau, sedangkan
Kamis untuk menutup Buku Amalan Mingguan, sebab buku Amalan Manusia itu di
Kumpulkan ada yang pertahun, yaitu “Nusfu Sya’ban”, perbulan dan Perminggu,
yaitu di hari Kamis.
3. (Mahabbah)
Cinta kepada Keluarga dan Sahabat Rasul
Cinta kepada Keluarga
dan Sahabat Rasul, berkeyakinan bahwa semua keluarga dan sahabat rasul
merupakan orang yang shalih dan taat. Mungkin di antara kita menyangkal bahwa
keluarga rasul tidak semua shalih dan taat, contohnya Abu Lahab. Yaa, benar,
tapi pahami terlebih dahulu arti keluarga, sebuah keluarga itu terbagi kepada
dua cabang (seperti MlM atau KPK), Ayah Rasul adalah Abdullah, sedangkan Ayah
Abdullah Adalah Abdul Muthalib. Abdul Muthalim merupakan Ayah dari Abu Lahab
dan Abdullah, Abu Lahap Di Cabang keburukan dan Abdullah di Cabang Kebaikan,
jadi intinya Semua Keluarga Nabi adalah Shalih dan Taat.
Begitu pula halnya Para
Sahabat Rasul, sebagaimana Rasul Pernah berpesan “Ashabi KanNujumi, Wa
inihtadaitum, ihtadaitum” Sahabatku seperti Bintang jika kalian meminta
petunjuk maka kalian akan terpetunjuk.
Keistimewaan sahabat rasul juga
beragam, mereka semua Istimewa, menurut urutannya Masing-masing. Jadi itulah
yang harus kita yakini, jangan sekali-kali membenci keluarga dan sahabat Rasul.
Inilah tiga kriteria Ahli Sunnah Wal
Jama’ah (Fi Mahabbah), bagaimana dan dimanapun kamu temuai orang-orang yang
demikian, maka itulah golongan Ahli Sunnah Wal Jama’ah, biarpun dia berjenggot
atau tidak, ataupun dia Isbal atau tidak, meskipun terkadang mereka bangun
lebih dahulu pada saat Shalat jamaah tanpa menunggu berzikir atau berdoa
(mungkin mereka mempunya janji dan janji wajib untuk di tepati) makanya mereka
bangun sedikit lebih cepat. Tapi satu yang harus di ingat, berdoa secara
berjamaah itu sangat banyak keistimewaannya, salah satunya, jika kita berdoa
secara berjaa’ah, maka dalam 40 orang ada satu orang yang menjadi aulia dan di
istijabahkan doanya, dan jika satu orang di istijabahkan maka teristijabahlah
seluruh jamaa’ah yang berdoa. Maka sering-seringlah berdoa secara berjamaah.
Semoga
bermanfaat.
Wassalam
0 Response to "KRITERIA AHLI SUNNAH WAL JAMA’AH (FI MAHABBAH)"
Post a Comment