MIKA, KEKASIH YANG TERBUANG (Part III)
MIKA, KEKASIH YANG TERBUANG
PART III
Waktu berjalan sangatlah cepat, 3
tahun telah mika berpisah dengan adinda, 3 tahun lamanya juga adinda telah
menjalin hubungan dengan vino. Mereka hidup senang dalam kisah cintanya. Beda
dengan mika yang terus mencari permatanya yang hilang, dia terlihat senang
begitu senang dalam perjalanan hidupnya, tapi kenyataannya dia hanya tertawa di
depan umum, dan terus menangis di belakang tirai, begitulah kehidupan mika
selama 3 tahun ini. Namun mika tak pernah menyerah untuk menggapai
kesuksesannya, dia akan menggapai sukses hingga mereka yang pernah menghinanya,
menghina kemiskinannya, akan menengadahkan kepala untuk melihatnya, melihat
kesuksesannya. Karena itulah mika selalu berjuang, meskipun dia anak seorang
miskin, di tinggalkan oleh permata hatinya, tapi dia tetap bisa menggapai
kesuksesannya, bersama sahabat terbaiknya. Baginya inilah tentang kebangkitan
sejati, meski selalu terjatuh, dia tetap bangkit, terpuruk dalam kesedihan, dia
tetap berjuang kembali bangkit, sampai tiada seoarangpun yang dapat
menjatuhkannya lagi
Di kehidupan lain, adinda dan vino
telah bertunangan dan hampir mendekati hari untuk meried. Mika mengetahui kabar
tersebut, dia hanya bisa berdoa untuk kebahagiaan permata hatinya adinda. Dia
tidak sanggup untuk menghadiri acara tersebut karena rasa yang dia simpan masih
begitu besar untuk adinda, masih sangatlah dalam cinta mika kepada adinda.
Karena itulah sampai saat ini mika belum mendapat pendaping hidupnya. Banyak
gadis yang mendekatinya, namun tak satupun dari mereka yang dapat membuat ia
melupakan permatanya. Mika sekarang telah menjadi penulis yang terkenal, banyak
tulisannya yang telah popular di masa itu, bahkan banyak juga tulisannya
tentang kisah cinta di filmkan dan begitu terkenal.
Karena tulisan-tulisannya mika di
kenal oleh banyak orang, dia menjadi populer di kalangan kaum muda, karena
kisah yang dia goreskan tentang percintaan sangat mengharukan, juga banyak
kata-kata puitis yang ia rangkai di gunakan oleh khalayak ramai. Mika secara
tidak langsung telah menjadi motivator untuk pemuda-pemudi dalam menjalani
kehidupannya, banyak yang bangkit dari keterpurukan, keputusasaan dengan
membaca kisah yang di goreskan oleh mika.
Dalam satu kesempatan, akhirnya mika
menulis tentang kehidupannya, semua yang dia alami, tentang perjalanan
hidupnya di keluarga yang sederhana,
tapi dia selalu berjuang untuk mencapai sarjana, dan itu telah berhasil ia
lalui, berhasil untuk menggapai hal dia inginkan. Dalan tulisan ini kehidupan
dalam keluarga hanya singkat saja dia ceritakan, dia lebih memokuskan kepada
kisah cinta sucinya yang berakhir di tangan orang lain. Kisah ini menjadi
sangat terkenal, banyak ya menangis tersendu, bersedih setelah membaca kisah
cinta tersebut, kisah cinta yang mengharukan yang di alami oleh seorang anak
muda berjiwa besar.
Akhirnya Adinda menikah dengan vino,
dengan resepsi pernikahan yang begitu besar dan meriah. Sedangkan mika hanya
menjadi seorang anak laki-laki yang terkenal di pelosok negeri, terkenal dengan
tulisannya, dengan budinya yang baik, dan dengan kedermawaannya. Dia menjadi
pemuda yang ketawa di muka umum dan bersedih di belakang tirai. Sampai kapanpun
dia tidak akan pernah bisa melupakan permatanya yang telah hilang, karena itu
adalah cinta sucinya, cinta sunyi yang tak pernah ia kotori. Karena itulah dia
tidak pernah dapat berpaling ke hati wanita yang lain, dan hingga akhir
hayatnya mika tetaplah sendiri dan masih menunggu permatanya yang hilang.
Mika kekasih yang terbuang, menjadi
seorang pemuda yang di kenang sepanjang masa, mereka terus saja bercerita
tentang seorang pemuda dengan cinta sucinya, namun bagi mika ini bukanlah
tentang cinta semata, ini adalah tentang kebangkitan sejati seorang anak muda,
dia terus saja terjatuh, namun terus bangkin, terpuruk lagi, dan kembali
berdiri, hingga hayat memisahkan nyawa dari raganya. Hidup ini begitu singkat
untuk terus di tangisi, bersyukur adalah cara untuk menemukan kebahagiaan,
itulah yang selalu tidak lupa di goreskan oleh mika dalam tulisannya.
SEKIAN
0 Response to "MIKA, KEKASIH YANG TERBUANG (Part III)"
Post a Comment